Page 81 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 NOVEMBER 2020
P. 81
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) merilis hasil kajian terkait dampak pandemi Covid-19
terhadap perluasan kesempatan kerja dan implikasinya. Hasilnya, sebanyak 88 persen
perusahaan di Indonesia terdampak pandemi Covid-19.
Kepala Melalui Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Kemnaker, Bambang Satrio
Lelono mengatakan, survei dan kajian tersebut melibatkan 17 sektor ekonomi dengan jumlah
responden (perusahaan) sebanyak 1.105, di mana 70 responden dari berasal dari pulau jawa,
sementara 28 persen dari luar jawa.
Dari tujuh sampai 10 responden berasal dari pulau Jawa. Paling terbesar berasal dari DKI Jakarta,
Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau dan
Sumatera Barat.
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang akan tergantikan,
untuk mengetahui keahlian yang diperlukan, dan untuk mempersiapkan alternatif kebijakan
setelah pandemi Covid-19," ujar Bambang, Selasa (24/11/2020).
Dari hasil kajian tersebut. sembilan dari 10 perusahaan terdampak Covid-19 atau tepatnya 88
persen. Dari sisi persepsi perusahaan, sebesar 40,6 persen menyatakan sangat merugi dan 47,4
persen merugi. Sementara itu, ada 11 persen perusahaan menyebut tidak berpengaruh, 0,8
persen menguntungkan, 0,1 persen sangat menguntungkan.
"Perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19, di mana sebesar 40,6 persen mengatakan
sangat merugi. 47,4 persen merugi. Jika presentasi merugi digabungkan maka menjadi sebesar
88 persen," kata dia.
Dari sisi dampak yang ditimbulkan, Kemnaker juga membagi menjadi tiga bagian, yakni produksi,
keuntungan dan permintaan menurun.
Dari segi dampak, sebanyak 20,3 persen perusahaan mengalami penurunan produksi, sebanyak
22,8 persen lainnya mengalami penurunan keuntungan, dan 22,8 persen mengalami penurunan
permintaan. Dengan begitu, rata-rata penurunan dialami perusahaan di masing-masing dampak
tersebut berada di skala 81-100 persen.
Untuk segi sektornya, penyedia akomodasi serta makanan dan minuman yang paling terdampak
pandemi Covid-19 mulai dari segi produksi, keuntungan hingga permintaannya. Disusul, sektor
real estate, konstruksi, jasa pendidikan, jasa perusahaan, informasi dan komunikasi,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan lainnya. Hal itu membuat para
perusahaan tersebut terpaksa menerapkan kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan
merumahkan karyawannya.
Pada aspek jenis pekerjaannya, perusahaan paling banyak melakukan PHK pada para agen atau
perantara penjualan dan pembeliannya sebanyak 10,1 persen. Disusul profesi pengemudi mobil,
van dan sepeda motor sebanyak 7,3 persen, buruh pertambangan dan konstruksi sebanyak 6,7
persen serta tenaga perkantoran umum 6,7 persen.
Dilanjutkan, teknisi ilmu kimia dan fisika 5,6 persen, tenaga kebersihan dan juru bantu rumah
tangga, hotel dan kantor sebanyak 5,1 persen, pekerjaan penjualan lainnya 4,5 persen, tenaga
pengawas gedung dan kerumahtanggaan 4,5 persen, pekerja kasar lainnya 3,9 persen serta
buruh industri pengolahan 3,9 persen.
Sedangkan jenis pekerjaan yang paling banyak dirumahkan terdiri dari pekerja penjualan
sebanyak 17,1 persen, profesional penjualan, pemasaran dan hubungan masyarakat sebanyak
10,6 persen, buruh pertambangan dan konstruksi 3 persen, mekanik dan tukang reparasi mesin
3 persen, pengemudi mobil, van dan sepeda motor 2 persen, operator mesin stasioner lainnya
2 persen, tenaga perkantoran umum 2 persen.
80