Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 23

Pertama, skema tentang PKWT memang akan memberikan kompensasi bagi pekerja di akhir
              waktu  perjanjian,  tapi  tak  ada  batas  maksimal  waktu  atas  perjanjian  untuk  pekerja  waktu
              tertentu. Artinya, PKWT bisa terus diperpanjang oleh perusahaan.

              Kedua, terkait alih daya (outsourcing). Skema alih daya memang memberikan hak perlindungan
              bagi pekerja alih daya, tapi di sisi lain tidak lagi diatur jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan
              (outsourcing).

              Ketiga, terkait pengupahan. Penetapan upah minimum tak lagi menggunakan formula acuan
              kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker),  yakni  pertumbuhan  ekonomi  dan  inflasi.  Dalam
              beleid baru, upah minimal mempertimbangkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan di suatu
              wilayah. Alhasil, kenaikan upah di tiap wilayah berbeda-beda.

              Keempat, pemberian pesangon PHK. Dalam RPP, maksimal pesangon yang diberikan perusahaan
              ke  pekerja  adalah  19  kali  upah,  enam  kali  upah  sisanya  dibayarkan  lewat  program  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan (JKP).
              Dus,  begitu  RP  ini  keluar,  protes  langsung  datang  dari  serikat  pekerja.  Sebaliknya,  pebisnis
              mengaku bisa memahami aturan tersebut.

              Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Ketenagakerjaan Harijanto menilai, RPP
              terkait ketenagakerjaan cukup adil dan memiliki daya tarik investasi.

              "Terutama  dari  sisi  pengupahan,  perhitungan  upah  dengan  melihat  kondisi  ekonomi  dan
              ketenagakerjaan membuat daerah yang selama ini tertinggal jadi menarik bagi investor," ujar
              dia kepada KONTAN, Selasa (9/2).

              Adapun Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bidang Keuangan dan Perbankan
              Ajib Hamdani menilai RPP terkait ketenagakerjaan ini bisa menjadi jalan tengah bagi pengusaha
              dan pekerja. "Intinya ketentuan ini sangat positif bagi iklim investasi di Indonesia," kata Ajib.

              Hanya, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menilai, beragam
              ketentuan dalam aturan turunan klaster ketenagakerjaan UU Cipta Kerja ini bisa menyulitkan
              pekerja.

              Dia mencontohkan, soal tidak adanya lagi jenis pekerjaan yang diperbolehkan untuk alih daya
              membuat pekerja was-was semua pekerjaan bisa dialihdayakan. Selain itu perhitungan upah
              rumit bagi pekerja. "Ini tidak mencerminkan asas keadilan," ujar dia.
              Empat poin krusial aturan ketenagakerjaan turunan UU Cipta Kerja menuai pro dan kontra

              Poin Penting RPP tentang PKWT, Alih Daya, Waktu Kerja, PHK dan RPP Pengupahan

              I. PKWT

              a. Pelaksanaan PKWT berdasarkan

              1. Jangka waktu

              - Pekerjaan yang bersifat sementara.

              - Pekerjaan bersifat musiman.

              - Pekerjaan berkaitan dengan

              proauk baru, kegiatan baru, dan produk tambahan yang bersifat percobaaan.

              2. Selesainya sebuah pekerjaan.
                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28