Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 71

Pasalnya, kata Ida, sistem pembayaran gaji kepada PMI sebelumnya tak pernah tepat waktu,
              malah kadang tak dibayarkan. Hal inilah yang membuat pemerintah ingin segera menerapkan
              SPSK pada akhir Februari 2021.

              "Proses pembayaran gaji yang lama, itu tunai. Dan itu susah diawasi atau dimonitor. Yang baru,
              melalui bank yang pastinya bisa dilakukan monitor atau diawasi. Kasus pembayaran gaji, kalau
              dulu sistem yang lama sering tidak dibayar," katanya kepada jajaran Komisi IX DPR RI dalam
              rapat kerja yang ditayangkan secara virtual, Selasa (9/2/2021).

              Soal  pembayaran  gaji,  lanjut  dia,  pihak  pengguna/majikan  nantinya  akan  diberikan  tenggat
              waktu  hingga  paling  lambat  2  minggu  untuk  menyalurkannya  ke  perusahaan  yang
              mempekerjaan PMI dan telah bersertifikasi badan hukum.

              "Kalau ketentuan yang baru, gaji dibayar paling lambat dua minggu setelah tanggal pembayaran.
              Jadi mundurnya hanya dua minggu," ujarnya.

              Pelindungan lainnya adalah mengenai permintaan akan PMI yang harus melalui jalur pemerintah
              dan diseleksi terlebih dahulu.

              "  Job  order,  dulu  enggak  ada  verifikasi  dari  pemerintah  sekarang  harus  ada  diversifikasi
              pemerintah.

              Joint committee dulu tidak ada, sekarang ada.

              Dispute Settlement (penyelesaian sengketa) dulu tidak jelas, tapi sekarang dengan sisem yang
              baru semakin jelas," kata Ida.

              Sebagaimana diketahui, sekitar 280 pekerja migran akhir bulan Februari ini akan diberangkatkan
              melalui sistem SPSK.

              Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
              PKK) Kementerian Ketenagakerjaan Suhartono sebelumnya mengatakan bahwa Kemenaker telah
              memanggil  Asosiasi  Perusahaan  Jasa  Tenaga  Kerja  Indonesia  (APJATI),  untuk  memastikan
              kesiapan perusahaan penempatan PMI dalam mengimplementasikan SPSK ini.

              Pihaknya juga ingin memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik dalam implementasi
              SPSK.  Mulai  dari  tahap  persiapan  dan  proses  pemberangkatan  di  Indonesia,  maupun
              sesampainya di negara penempatan.

              Melalui  skema  SPSK,  sistem  perjanjian  kontrak  kerja  bagi  pekerja  migran  tidak  lagi  melalui
              pengguna/majikan,  melainkan  dengan  pihak  ketiga  berbadan  hukum  yang  disebut  syarikah
              (perusahaan).

              .



















                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76