Page 147 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2021
P. 147

188.54/28/INST/2021 sebagai payung hukum penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
              Masyarakat  (PPKM)  untuk  penanggulangan  pandemi  Covid-19  pada  tahun  2021  di  beberapa
              daerah di Sumatera Utara memberikan pembatasan bagi kegiatan masyarakat untuk menekan
              laju penularan Covid-19. Masa PPKM yang telah dilaksanakan dan hingga 8 Agustus. Kebijakan
              pembatasan ini berdampak langsung pada turunnya perekonomian di Sumatera Utara secara
              masif.  Pertumbuhan  ekonomi  diprediksi  akan  melambat  dengan  seperti  turunnya  angka
              pertumbuhan ekonomi sebelumnya pada triwulan I sebesar -1,85% (yoy). Pergerakan ekonomi
              yang  melambat  akibat  pandemi  berpengaruh  besar  dalam  dunia  kerja  khususnya  dalam
              penyejahteraan masyarakat. Antara hak kesejahteraan maupun hak kesehatan warga negara
              sama-sama penting untuk dipenuhi dan tidak bisa dipisahkan.

              Pemenuhan Hak Asasi

              Ketahanan ekonomi warga menimbulkan persoalan ekonomi dalam segala lapisan masyarakat
              termasuk  juga  perusahaan.  Sebanyak  88  persen  perusahaan  terdampak  pandemi  sepanjang
              2020 dan berimplikasi pada operasional perusahaan yakni menurunnya penjualan. menurunnya
              volume produksi sehingga pabrik tidak produktif. Hal ini menyebabkan 25,6 persen perusahaan
              melakukan  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  dan  25,6  persen  perusahaan  merumahkan
              pekerjanya.  Persoalan  yang  timbul  seperti  pemotongan  gaji  pekerja  hingga  PHK  justru
              menggerus HAM warga negara yang terdapat dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI 1945dimana
              setiap orang berhak untuk bekerja, berhak mendapatkan imbalan, dan perlakuan yang adil dan
              layak dalam bekerja.

              Sekitar 2,56 j uta orang terdampak PHK akibat pandemi pada 2020 dan Menteri Ketenagakerjaan
              menyebutkan angka tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja di
              Indonesia. Hal ini perlu diperhatikan karena 2,56 juta orang merupakan warga negara yang
              harus dilindungi hak asasinya. Apakah menteri yang mana representasi pemerintah sebagai alat
              kekuasaan negara dapat lalai dalam pemenuhan hak asasi warga negaranya? Baiklah pemerintah
              saat melakukan kebijakan yang memberikan dampak pada kesejahteraan warga negara, harus
              memberikan  jaminan  bagi  warganya  tanpa  terkecuali  dan  tanpa  absen  satupun  dalam
              pemenuhan hak asasi warga negaranya.

              Sudah  kewajiban  pemerintah  untuk  memberikan  perlindungan  kesehatan  dan  ekonomi
              khususnya pekerjaan warga negaranya melalui harmonisasi kebijakan kesehatan dan kebijakan
              ekonomi  dalam  upaya  pemenuhan  HAM.  Saat  krisis  Pandemi  Covid-19,  negara  melalui
              pemerintah  dalam  membuat  kebijakan  haruslah  menyelesaikan  permasalahan  yang  sifatnya
              proporsional  sehingga  tindakan  tersebut  tidak  melebih  batas  kewajaran  untuk  perlindungan
              warga negaranya. Bentuk perlindungan yang dilakukan pemerintah selama pandemi sebagian
              bukan  merupakan  pemenuhan  hak-hak  ekonomi  secara  langsung  menyasar  warga  negara,
              namun dengan perantaraan berbagai kebijakan yang berdampak pada warga negara.

              Problematika Dunia Kerja

              Salah  satu  isu  yang  dihadapi  pekerja  adalah  pemotongan  gaji  akibat  pandemi.  Pandemi
              merupakan saat yang sulit bagi perusahaan khususnya di sektor pariwisata dan penerbangan.
              Perusahaan  menerapkan  Unpaid  Leave  atau  cuti  di  luar  tanggungan  kepada  pekerja  disaat
              meruginya  perusahaan  dan  pekerja  terpaksa  menyepakati  hal  tersebut  dari  pada  terkena
              Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  dikarenakan  saat  pandemi  perusahaan  sangat  jarang
              menerima pekerja untuk dipekerjakan. Kondisi ini memaksa pekerja mendapat pemotongan gaji
              terutama kondisi saat pekerja terpapar virus yang menyebabkan pekerja tidak dapat melakukan
              pekerjaannya.  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  sendiri  tidak  mengenai
              pemotongan gaji akibat adanya Pandemi Covid-19. Pandemi dipandang beberapa perusahaan
              merupakan sebuah keadaan kahar/ foree majeure sehingga menjadi alasan dalam pemotongan
              gaji  dan  PHK.  Lantas,  bagaimana  pelindungan  kepada  pekerja  di  masa  sulit  seperti  ini?
              Pemerintah  perlu  merespon  cepat  dengan  mengeluarkan  kebijakan  yang  fokusnya  selain
                                                           146
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152