Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2021
P. 148

menjaga kesehatan ekonomi, juga memperhatikan kondisi pekerja. Karena imbalan atas bekerja
              sendiri merupakan bentuk pemenuhan hak asasi warga negara.
              Tak lepas juga permasalahan pekerja yang dipotong gajinya saat pekerja terpapar Covid-19.
              Dalam hal ini upaya pemerintah adalah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor  M/3/  H  K.04/111/2020  Tahun  2020  Tentang  Pelindungan  Pekerja/Buruh  dan
              Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Covid-19. Surat edaran
              ini  memberikan  pelindungan  bagi  pekerja  yang  menjalankan  karantina  akibat  terpapar  virus
              Covid-19,  melindungi  penghasilan  yang  akan  diterima  oleh  pekerja  dan  menghimbau  untuk
              menciptakan tempat kerja yang mendukung untuk meminimalisir resiko penyebaran Covid-19.
              Akan tetapi surat edaran ini hanya ditujukan kepada kepala daerah di seluruh provinsi dan tidak
              memiliki kekuatan hukum. Maka dari itu, perlu adanya instrumen hukum yang mengikat dan
              mengandung sanksi yang dibuat pemerintah daerah untuk mengawasi pelaksanaan surat edaran
              ini. Instrumen hukum yang dibuat perlu memuat hal-hal yang melindungi pekerja.

              Pelindungan kepada warga negara tergantung pada kesiapan dan kesigapan pemerintah baik
              pusat  maupun  daerah  sebagai  alat  kekuasaan  negara  dalam pemenuhan  Hak  Asasi Manusia
              khususnya mengenai kesejahteraan warga negaranya. Pemerintah harus bertindak secara cepat
              atas kondisi yang tidak pasti di masa pandemi ini agar pekerja yang posisi tawarnya lebih lemah
              terlindungi. Pemerintah harus ekstra memperhatikan pengusaha yang seringkali memanfaatkan
              kesempatan  dengan  alasan  pandemi  untuk  merugikan  pekerja.  Perlunya  sanksi  yang  tegas
              kepada pengusaha yang melanggar peraturan untuk dikenakan sanksi, terlebih ancaman sanksi
              administratif. ***
              Penulis adalah mahasiswa konsentrasi Hukum Perburuhan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
              Utara













































                                                           147
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153