Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2021
P. 56
PPKM DIPERPANJANG, PENGELOLA MAL KHAWATIR BANYAK TOKO TUTUP
PERMANEN
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja
mengkhawatirkan dampak kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
berdasarkan level yang terus diperpanjang. Ia juga melihat berbagai pembatasan yang
diberlakukan dalam PPKM berdasarkan level masih belum efektif untuk membawa banyak
wilayah keluar dari level empat.
"Perpanjangan kembali PPKM berdasarkan level semakin mengkhawatirkan akan terus
berlangsung," kata Alphonzus Widjaja saat dihubungi Beritasatu.com, Selasa (3/8/2021).
Alphonzus mengungkapkan, ancaman tsunami PHK serta penutupan usaha para penyewa toko
atau tenant di pusat perbelanjaan bisa terjadi apabila PPKM berdasarkan level terus diterapkan.
“Penutupan usaha yang terus berkepanjangan akan mengakibatkan kembali banyak Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dan memulai terjadinya penutupan usaha para penyewa secara
permanen,” kata Alphonzus.
Terkait adanya pelonggaran kepada pusat perbelanjaan yang berlokasi di wilayah yang
menerapkan PPKM level tiga, menurut Alphonzus pelonggaran tersebut masih akan
memberatkan pengelola pusat perbelanjaan. Pasalnya, pusat perbelanjaan hanya boleh
beroperasi dengan kapasitas 25% saja dan hanya boleh buka sampai dengan pukul 17.00.
Padahal malam hari merupakan puncak kunjungan atau peak hour bagi pusat perbelanjaan dan
restoran.
“Jika hanya beroperasi sampai dengan jam 17.00 saja, maka pusat perbelanjaan dan restoran
akan kehilangan puncak kunjungan,” kata Alphonzus.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo)
Budihardjo Iduansjah menyampaikan, dalam menerapkan kebijakan pengetatan selama masa
PPKM, seharusnya kebijakan yang diambil tidak dipukul rata untuk semua sektor. Sebab, selama
ini pusat perbelanjaan sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan bukan
merupakan klaster Covid-19.
“Harapannya protokol kesehatan yang sudah kami lakukan, baik itu vaksinasi seluruh karyawan
dan juga ekosistemnya, serta protokol kesehatan yang sangat ketat kami jalankan baik di mal
maupun toko, itu bisa dilihat sebagai unsur memberikan kelonggaran,” kata Budiharjo.
55