Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 133

Hal  tersebut  disampaikan  oleh  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan  atau  BPJAMSOSTEK
              Anggoro Eko Cahyo dalam paparan Kebijakan Umum Penyelenggaraan Sistem Jaminan Nasional
              di hadapan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Selasa (3/2/2021).

              Berdasarkan  dokumen  yang  diperoleh  Bisnis,  Anggoro  memaparkan  empat  poin  kondisi
              BPJAMSOSTEK saat ini dan dua di antaranya terkait klaim. Dalam satu pekan masa kerjanya,
              jajaran direksi baru mengidentifikasi adanya potensi kenaikan klaim di program JHT, JP, dan JKP.

              Dia  menyoroti  perlunya  peningkatan  kapasitas  pelayanan  klaim  dalam  program  JHT  dan  JP,
              karena jika terjadi peningkatan klaim maka akan melebihi kapasitas layanan yang ada saat ini.
              Isu klaim pun berkaitan dengan tantangan pelaksanaan jaminan sosial yakni memenuhi tingginya
              ekspektasi publik.

              "Potensi peserta yang akan melakukan klaim JHT dan JP sebesar 15,5 juta dalam lima tahun ke
              depan, tetapi kapasitas layanan sebesar 2,6 juta klaim per tahun," ujar Anggoro pada Selasa
              (2/3/2021).
              Selain itu, program JKP yang baru akan berjalan pun menyimpan potensi klaim cukup besar.
              Anggoro mengacu kepada besarnya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),
              sehingga nantinya harus memperoleh manfaat JKP.

              "Rata-rata  sebanyak  6,5  juta  peserta  penerima  upah  [PU]  keluar  setiap  tahun,  merupakan
              potensi menjadi penerima manfaat JKP," ujar Anggoro yang mengutip data Badan Pusat Statistik
              (BPS).

              Selain  pembayaran  klaim,  jajaran  direksi  pun  mengidentifikasi  besarnya  beban  yang  harus
              dikeluarkan BPJAMSOSTEK saat ini. Dua aspek yang menjadi perhatian adalah beban personil
              dan biaya operasional layanan.

              Anggoro menjabarkan bahwa dari total Rp4,05 triliun, 68 persen di antaranya atau sekitar Rp2,7
              triliun merupakan beban personil. Lalu, 13 persen lainnya atau sekitar Rp527 miliar merupakan
              beban umum dan administrasi.

              "Estimasi biaya terkait layanan klaim sebesar Rp337 miliar per tahun, yang dapat diefisienkan
              sebesar Rp199 miliar," ujarnya.

              Kondisi saat ini direspons oleh Anggoro dan jajarannya melalui lima program utama dalam 100
              hari  pertama.  Pertama,  jajaran  direksi  akan  mendorong  kemudahan  daftar  dan  bayar  untuk
              menekan besarnya celah proteksi tenaga kerja.

              Kedua,  pihaknya  pun  akan  fokus  menyiapkan  pelaksanaan  program  JKP  sebagai  salah  satu
              amanat Undang-Undang Cipta Kerja. Menurut Anggoro, program JKP penting untuk melindungi
              para tenaga kerja di era ekonomi digital.
              "Fokus utama tahun ini adalah implementasi program baru yang diamanahkan kepada kami,
              yakni JKP, kami akan persiapkan segala sesuatunya agar JKP ini segera bisa terimplementasi
              dengan baik dan menjadi penyempurna jaminan sosial yang sudah ada," ujar Anggoro pada
              Selasa (2/3/2021).

              Ketiga,  BPJAMSOSTEK  akan  menggencarkan  pemanfaatan  aplikasi  Jamsostek  Mobile  (J-Mo)
              untuk  meningkatkan  kualitan  layanan.  Tingginya  ekspektasi  publik  terhadap  jaminan  sosial
              membuat layanannya harus terus meningkat.
              Keempat, jajaran direksi baru akan memperkuat infrastruktur disertai program kelima dalam
              meningkatkan kualitas dan integrasi data. Transisi teknologi menjadi salah satu perhatian utama
              dalam pelaksanaan jaminan sosial di Asia Pasifik.

                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138