Page 25 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 25

menjalankan  aktivitas  usaha  sesuai  perjanjian  dengan  Direktorat  Jenderal  Pembinaan
              Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Kemenaker RI.
              Kejari kemudian mulai memeriksa ketua kelompok dan pihak lain yang terkait. Dari pemeriksa
              14  orang,  Kejari  menemukan  dugaan  penyalahgunaan  dana  JPS  Kemenaker  di  48  kelompok
              usaha  mandiri  ini.  Proses  berlanjut  ke  penyidikan.  Dari  hasil  penyidikan,  Kejari  mulai
              mendapatkan nama-nama yang diduga mendalangi penyelewengan dana JPS. Satu di antaranya
              AM (26), warga Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

              Kejari kemudian menggeledah rumah AM. Dari penggeledahan ini, petugas menemukan uang
              tunai Rp470 juta, 48 buku rekening BRI masing-masing kelompok, stempel kelompok, dan satu
              unit komputer. Dari hasil penyidikan, penyidik mengungkap AM beraksi bersama MT (27) yang
              juga warga Cilongok. Mereka merupakan aktor yang membentuk 48 kelompok usaha mandiri ini.

              Kejari tidak mengungkap secara rinci latar belakang dan kemungkinan afiliasi politik kedua orang
              ini.  Kejari  hanya  menyebut  keduanya  pekerja  swasta  seperti  yang  tertera  di  KTP.  Diduga
              keduanya membentuk kelompok usaha sebagai modus untuk mendapatkan bantuan JPS dari
              Kemenaker.

              "Jadi  kelompok  untuk  nama  saja,"  ujar  Kepala  Kejari  Purwokerto,  Sunarwan  SH  MH,  usai
              penggeledahan, Selasa (9/3/2021) malam.
              Modus AM ini dengan menunggu ketua kelompok saat mencairkan dana bantuan di BRI. Ketika
              ketua kelompok keluar, AM mengambil uang itu dari tangan setiap ketua kelompok.

              Dari total Rp1,92 miliar, yang tersisa di rumah AM hanya Rp 470 juta. Sisanya telah digunakan
              untuk kepentingan yang lain.

              "Yang jelas tidak digunakan untuk kepentingan kelompok, tapi untuk kepentingan yang tidak
              bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.

              Hingga berita diunggah, Kejari Purwokerto belum mengumumkan tersangka kasus ini. Siapapun
              tersangkanya, Kejari akan menjerat dengan pasal 2 dan 3 UU Tipikor.



































                                                           24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30