Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 39
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas) Kemenaker
dengan IWIP.
Penandatanganan MoU tersebut adalah bentuk komitmen Kemnaker untuk mendukung proyek
prioritas pendukung perekonomian dan untuk meningkatkan kompetensi SDM di wilayah
Indonesia timur, khususnya di Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara.
PT IWIP tersebut berlokasi di Desa Lelilef, Weda, Halteng, (Malut). Merupakan Kawasan Industri
terpadu pengolahan logam berat. Didirikan pada 30 Agustus 2018. IWIP merupakan salah satu
dari Proyek Prioritas Nasional RPJMN 2020-2024 serta ditetapkan menjadi salah satu Proyek
Strategis Nasional oleh Presiden Joko Widodo melalui pengesahan Peraturan Presiden (Perpres)
Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Sebelumnya, PT WBN berada di lokasi tersebut. Hingga pada tahun 2009, PT WBN memperoleh
AMDAL dari Pemerintah Malut, mencakup kegiatan pertambangan dan pemurnian. Pada tahun
2014, AMDAL tersebut ditingkatkan menjadi izin lingkungan yang diterbitkan Kementerian
Lingungan Hidup. Roslina pun memulai karier awalnya di situ, pada tahun 2008.
"Sungguh kedatangan Ibu Menteri (Menaker RI) ini sangat berarti bagi kami. Ibu Menteri pun
akan menyaksikan MoU antar karyawan dengan perusahaan. Di sisi lain, ini juga sebagai motivasi
bagi saya. Sebab, Mennaker adalah seorang perempuan," ungkap Roslina, seorang ibu dari lima
anak ini.
Ia bercerita, sebagai posisi HRD, awalnya, banyak tantangan yang harus ia hadapi. Hal itu karena
Kawasan industri ini baru masuk di daerah timur, yang masyarakatnya agraris. Tentu, katanya,
hal ini menjadi tantangan baru, selain kebutuhan SDM daerah untuk masuk pada perusahaan
ini.
Hingga saat ini, katanya, total karyawan ada 13.793 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 1.000
orang dari luar daerah Maluku Utara.
Sebab itu, Roslina bilang, sebagai orang daerah, ia ingin, generasi berikutnya, bisa berkarier
hingga mendapatkan posisi seperti yang ia lalui saat ini. Karena itu, para karyawan, butuh dilatih
skill mereka.
Sejak Juni 2019, PT IWIP sudah banyak melakukan program pelatihan untuk karyawan baru,
khususnya di alat berat, operator, pelatihan excavator, loader, hingga welder.
"Sampai tahun 2021 ini untuk ekskavator sendiri kita sudah ada sekitar 877 orang yang sudah
lulus dan untuk loder sekira 703 orang. Untuk welder sekitar 230 orang yang sudah lulus,"
ungkapnya.
Kedepannya, kata Roslina, ada rencana melatih 800 orang untuk eksavator, 840 orang untuk
loder, 150 untuk welder, 800 orang damtruck, dan 180 operator.
"Untuk tenaga operator kita sudah tidak kesulitan lagi walaupun di daerah terpencil.
Durasi pelatihan untuk eksavtor dan loder itu cukup sebulan saja," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Aksan Adam, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(SPSI) PT IWIP. Ia berterima kasih karena Menaker RI telah berkunjung dan menyaksikan
langsung Penandatanganan Kerja Bersama antar karyawan dengan PT IWIP.
"Hal ini sungguh sangat berharga bagi kami. Sebab, meskipun baru 2 tahun SPSI PT IWIP baru
terbentuk, namun sudah ada perjanjian kerja bersama yang disaksikan langsung oleh Ibu
Mentri," ungkap Aksan.
38