Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 AGUSTUS 2020
P. 48

"Kami akan menggelar aksi unjukrasa di DPR dan kantor Menko Perekonomian," kata Presiden
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said lqbal, Senin (24/8).
              Dalam aksinya di dua lokasi ini, para pekerja/buruh mengusung dua tuntutan. Menolak omnibus
              law RUU Cipta Kerja (Ciptakert) dan PHK dampak dari Covid-19.

              TUTUP MATA

              Aksi unjukrasa ini digelar, karena para pekerja/buruh belum melihat strategi pemerintah dan
              DPR menghindari PHK besar-besaran, akibat Covid-19 dan resesi ekonomi.
              "Mereka seolah-olah tutup mata dengan adanya ancaman PHK yang sudah di depan mata, tetapi
              yang dilakukan justru ngebut membahas omnibus law," tandasnya.

              la menilai omnibus law RUU Ciptaker sangat merugikan pekerja/ buruh, karena menghapus upah
              minimum yaitu UMK dan UMSK dan memberlakukan upah per jam di bawah upah minimum,
              mengurangi nilai pesangon dengan menghilangkan uang penggantian hak dan mengurangi uang
              penghargaan masa kerja, penggunaan buruh outsorcing dan buruh kontrak seumur hidup untuk
              semua jenis pekerjaan, waktu kerja yang eksploitatif dan menghapus beberapa jenis hak cuti
              buruh serta menghapus hak upah saat cuti.

              Omnibus law RUU Ciptaker ini justru mempermudah masuknya TKA buruh kasar di Indonesia
              tanpa  izin  tertulis  menteri,  mereduksi  jaminan  kesehatan  dan  pensiun  buruh  dengan  sistem
              outsourcing seumur hidup.
              Selain  itu  juga  memudahnya  PHK  sewenang-wenang  tanpa  izin  pengadilan  perburuhan,
              menghapus beberapa hak perlindungan bagi pekerja perempuan, dan hilangnya beberapa sanksi
              pidana untuk pengusaha ketika tidak membayar upah minimum dan hak buruh lainnya.

              STOP PEMBAHASAN

              Karena itu, KSPI meminta agar pembahasan omnibus law distop atau dihentikan. Selanjutnya
              pemerintah dan DPR fokus menyelesaikan permasalahan yang terjadi sebagai dampak covid-19.

              Menurut Said lqbal, selain di Jakarta, aksi kali ini juga dilakukan serentak di 20 provinsi pada
              tanggal 25 Agustus 2020. Selain di Jakarta, aksi serupa juga akan digelar di berbagai daerah
              dengan mengusung isu yang sama. "Beberapa provinsi yang akan melakukan aksi antara lain,
              Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Banten di Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur
              di Gedung Grahadi Surabaya," kata Said lqbal.

              Juga di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, Batam, Lampung, Banjarmasin,
              Samarinda,  Gorontalo,  Makasar,  Manado,  Kendari,  Mataram,  Maluku,  Ambon,  Papua,  dan
              sebagainya.

              "Bilamana  DPR  dan  Pemerintah  tetap  memaksa  untuk  pengesahan  RUU  Cipta  Kerja,  saya
              pastikan, aksi pekerja/buruh dan elemen masyarakat sipil'yang lain akan semakin membesar,"
              katanya, (rizal/bi/ird)














                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53