Page 318 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 318

APARATUR KETENAGAKERJAAN HARUS TINGKATKAN KOMPETENSI DAN
              PROFESIONALISME
              Sebagai penyelenggara pemerintahan dan pelayan masyarakat, aparatur ketenagakerjaan harus
              meningkatkan  kompetensi  dan  profesionalisme  untuk  memastikan  bahwa  proses  dan  roda
              kegiatan sesuai tuntutan dan perkembangan zaman.

              Aparatur ketenagakerjaan yang melaksanakan fungsi ketenagakerjaan, diantaranya Instruktur
              Pelatihan  dan  Produktivitas,  Pengantar  Kerja,  Meditor  Hubungan  Industrial,  Pengawas
              Ketenagakerjaan, dan Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

              "Peningkatan  kompetensi  aparatur  ketenagakerjaan  tidak  boleh  berhenti,  karena  adanya
              pandemi. Peningkatan kompetensi  aparatur  itu hukumnya  wajib,  wajib dilakukan oleh  setiap
              aparatur, " ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, dalam sambutannya yang
              dibacakan  oleh  Sekjen  Kemnaker,  Anwar  Sanusi,  dalam  webinar  di  Pusat  Pendidikan  dan
              Pelatihan Sumber Daya Manusia (Pusat Diklat SDM Ketenagakerjaan) Kemnaker, Jakarta, Rabu
              (14/10/2020).

              Anwar  mengatakan,  Kemnaker  sebagai  instansi  pembina  jabatan  fungsional  di  bidang
              ketenagakerjaan  bertanggung  jawab  untuk  menjamin  terwujudnya  standar  kualitas  dan
              profesionalisme jabatan bagi aparatur yang melaksanakan fungsi ketenagakerjaan.
              Untuk  melaksanakan  perannya  sebagaimana  dimaksud,  Kemnaker  memiliki  tugas  menyusun
              pedoman     formasi,   menyusun     kurikulum,   menyelenggarakan      pelatihan,   membina
              penyelenggaraan  pelatihan  fungsional  pada  lembaga  pelatihan,  menyelenggarakan  uji
              kompetensi, dan menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang ketenagakerjaan.

              Anwar menambahkan, tingginya jumlah objek layanan, meliputi angkatan kerja, pencari kerja,
              penganggur, serikat pekerja, dan perusahaan di Indonesia, memerlukan penanganan yang tepat
              dari aparatur ketenagakerjaan sebagai ujung tombak pelaksanaan fungsi ketenagakerjaan di
              Indonesia.

              "Ironisnya,  jumlah  aparatur  yang terinventarisasi  tidak  sebanding  dengan  jumlah  objek  atau
              sasaran pelayanan yang dihadapi," ujarnya.

              Sementara  itu,  Deputi  Bidang  SDM  Aparatur  Kementerian  PAN-RB,  Teguh  Widjinarko
              mengatakan, bentuk pengembangan komepetensi yang tepat bagi aparatur sipil negara (ASN)
              adalah pendidikan, dan pendidikan serta pelatihan.

              Jalur pendidikan bisa ditempuh melalui tiga jenis, yakni peningkatan pengetahuan dan keahlian,
              pendidikan  formal,  tugas  belajar  dalam  rangka  memenuhi  kebutuhan  standar  kompetensi
              jabatan dan pengembangan karier.

              "Bentuk  pendidikan  dan  pelatihan  bisa  dilakukan  dengan  dua  cara,  yakni  peningkatan
              pengetahuan dan keahlian, dan kombinasi antara pendidikan dan pelatihan, " kata Teguh.

              Pada  kesempatan  itu,  Muhammad  Taufiq  selaku  Deputi  Bidang  Kebijakan  Pengembangan
              Kompetensi  ASN  Lembaga  Administrasi  Negara  (LAN)  menambahkan,  sesuai  pasal  203,  PP
              Nomor 17 Tahun 2020 perubahan PP Nomor 11 Tahun 2017, pengembangan kompetensi bagi
              setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 jam pelajaran dalam 1 tahun.

              "Sedangkan pengembangan kompetensi dilaksanakan melalui pendekatan sistem pembelajaran
              terintegrasi (corporate university), " katanya.




                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323