Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 47

KEPALA BP2MI KECEWA ATAS KEBIJAKAN PEMERINTAH TAIWAN

              Kepala  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  Benny  Rhamdani  menyatakan
              kekecewaannya  atas  keputusan  pemerintah  Taiwan  yang  memperpanjang  larangan  Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) masuk ke negaranya untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

              "Kami merasa kecewa atas kebijakan pemerintah Taiwan, terlebih lagi keputusan tersebut dibuat
              tanpa  menunggu  hasil  investigasi  dari  pemerintah  Indonesia,"  ujar  Benny  di  Kantor  BP2MI,
              Jakarta, Kamis (17/12).

              Seperti diketahui, pemerintah Taiwan melakukan penghentian sementara bagi penempatan PMI
              selama  14  hari  mulai  tanggal  4-17  Desember  2020,  karena  ditemukannya  85  PMI  yang
              terkonfirmasi positif saat berada di Taiwan.

              Untuk  itu,  BP2MI  membentuk  tim  supervisi  yang  melibatkan  Kementerian  Kesehatan  dan
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  untuk  melakukan  investigasi  terhadap  penerapan  protokol
              kesehatan oleh PMI dan 14 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang di
              suspend.

              "Pemerintah Indonesia sangat menyesal dengan adanya 85 kasus PMI yang positif COVID-19 di
              Taiwan yang diduga ditempatkan oleh 14 P3MI. Hal ini dapat mencerminkan adanya asumsi
              bahwa masih terdapatnya kekurangan atau tidak diimplementasikannya protokol kesehatan oleh
              pelaksana penempatan PMI. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia mengambil tindakan untuk
              melakukan supervisi pelaksanaan protokol kesehatan di Balai Latihan Kerja atau asrama milik 14
              P3MI," kata Benny.

              Dari investigasi tersebut, lanjut Benny dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat 12 P3MI yang telah
              melakukan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. Sedangkan 2 P3MI lainnya
              masih belum melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan.

              "12 P3MI telah melakukan protokol kesehatan, sedangkan 2 P3MI lainnya yaitu PT. Vita Melati
              Indonesia dan PT. Sentosa Karya Aditama masih direkomendasikan untuk dilakukan penghentian
              sementara  sampai  dengan  kedua  P3MI  tersebut  melaksanakan  protokol  kesehatan  yang
              dianjurkan," terang Benny.

              Benny menambahkan, upaya investigasi ini dilakukan karena pemerintah Indonesia serius dalam
              menangani Covid-19, dan keselamatan PMI adalah hukum tertinggi.

              "Jika memang P3MI terbukti melanggar protokol kesehatan dan tidak melakukan tes PCR kepada
              PMI sebelum berangkat ke negara penempatan, BP2MI tentu akan merekomendasikan kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mencabut izinnya. Untuk itu kami berharap pemerintah
              Taiwan dapat mempertimbangkan hasil investigasi dari pemerintah Indonesia," pintanya.

              (fri/jpnn)


















                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52