Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 10

Jakarta Pusat. "Aksi ini akan menyuarakan dua isu, pertama batalkan Omnibus Law, yang kedua
              naikkan UMSK 2021," kata Said dalam konferensi pers virtual, Senin (28/12).
              Tak hanya aksi secara langsung, Said mengatakan pihakya juga melakukan aksi virtual melalui
              media sosial Facebook dan Instagram lantaran dalam aksi nanti jumlah peserta dibatasi. Said
              menargetkan sekitar 300 ribu orang yang terlibat aksi menolak Omnibus Law Cipta Kerja dan
              menuntut  kenaikan  UMSK.  "Kami  akan  melibatkan  aksi  virtual,  catatan  kami  300  ribu  orang
              terlibat atau mengikuti aksi virtual live Instagram dan live Facebook," katanya.

              Lebih lanjut, Said menyatakan gerakan menolak pelaksanaan UU Cipta Kerja akan menjadi isu
              utama gerakan buruh sepanjang 2021. Menurutnya, buruh juga akan terus mendesak kenaikan
              Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) 2021 yang dihapuskan di UU Cipta Kerja. "Kami
              menyatakan Omnibus Law akan menjadi isu utama dan pergerakan kaum buruh 2021, besok
              akan ada aksi menyuarakan batalkan Omnibus Law dan naikkan UMSK 2021," ujarnya.

              Said  menilai  UU  Cipta  Kerja  justru  membuat  kondisi  masyarakat  dn  buruh  akan  semakin
              memburuk. Ia menyebut UU Cipta Kerja ini tak akan menjawab persoalan ledakan pemutusan
              hubungan  kerja  (PHK)  dan  masalah  lain  akibat  pandemi  virus  corona.  "Kami  tidak  percaya
              dengan statement para menteri yang mengatakan omnibus law akan menjawab masalah post
              Covid-19,  enggak  ada,  yang  ada  adalah  shifting  dari  pekerja  tetap  jadi  outsourcing  makin
              banyak, dan penyerapan pasar kerja sedikit sekali," katanya.

              Aksi serentak dilakukan di Bekasi, Karawang, Bandung, Gorontalo, Sulawesi Utara, Jawa Tengah,
              Jawa  Timur,  Aceh.  Kemudian  Sumatera  Utara,  Kepulauan  Riau,  Batam,  Riau,  Lampung,
              Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. KSPI
              sendiri sudah menggugat UU Cipta Kerja ke MK. Dalam gugatan tersebut, 69 pasal dalam UU
              Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan diminta dibatalkan.

              Mereka  menilai  ada  sejumlah  masalah  substansial,  seperti  pengurangan  pesangon,  PHK
              dipermudah, izin tenaga kerja asing dipermudah, dan penghapusan batasan kontrak kerja.

              (rzr/fra).




































                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15