Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 126
KSPI PERKIRAKAN 2021 BAKAL TERJADI LEDAKAN PHK DI MANA-MANA
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memperkirakan jumlah kasus pemutusan
hubungan kerja (PHK) melonjak pada 2021.
Hal ini dilatarbelakangi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini dan pandemi Covid-19.
"Karena resesi ekonomi masih menghantui outlook 2021, maka isu kedua yang besar adalah
ledakan PHK. Memang fase ledakan PHK yang pertama yang dirumahkan maupun yang di-PHK
mendekati 3-4 juta, diantaranya 387.000 di-PHK itu pariwisata dan UMKM turunannya," ujar
Iqbal melalui konfrensi pers virtual, Senin (28/12/2020).
"Fase kedua di 2021, dimulai dari akhir 2020, kemudian masuk ke 2021, ledakan PHK itu akan
lebih meningkat karena pariwisata belum bergerak dan PSBB juga makin ditingkatkan kan.
Apalagi ada varian baru covid dari Inggris yang sudah masuk ke Singapura, Malaysia, tidak
menutup kemungkinan masuk ke Indonesia itu pariwisata tetap terpukul," lanjut dia.
KSPI tidak meyakini pernyataan pemerintah yang memastikan bakal ada peluang terciptanya
lapangan kerja baru yang dihasilkan dari komitmen para investor luar negeri tahun depan.
"Jangan-jangan investasi yang dijanjikan oleh investor luar negeri terutama, dari industri mobil
listrik atau mungkin digital ekonomi, seperti dari Tesla, Amazon dari Amerika atau pun telah
bertemu investasi dari Jepang, kami tidak terlalu optimis. Karena itu baru komitmen," ungkap
Iqbal.
Di sisi lain, lanjut Iqbal, realisasi investasi belum bisa dibuktikan, malah ledakan PHK sudah
terjadi di mana-mana.
Sebab, menurut dia, ledakan PHK sudah menyentuh industri manufaktur.
Bahkan, ke depannya tidak menutup kemungkinan akan merambah ke sektor kesehatan.
"Menurut catatan KSPI, sepanjang 2021 akan menimpa industri manufaktur, baik padat karya
maupun padat modal. Industri tekstil, garmen, sepatu sudah ada PHK. Industri otomotif sebagian
sudah ada PHK. Industri perbankan, ritel-ritel sudah ada PHK di mana-mana. Industri farmasi
bahkan yang tidak terkait dengan Covid-19 pun sudah ada PHK," ujar Iqbal.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran periode
Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang.
Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77
juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pandemi virus corona (Covid-19) membuat tingkat
pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07
persen.
Jika dilihat berdasarkan lokasi, jumlah pengangguran di kota mengalami peningkatan lebih tinggi
dibandingkan di desa.
Di kota, tingkat pengangguran meningkat 2,69 persen,sementara di desa hanya 0,79 persen.
125