Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 185

Pandemi Covid-19, kata Said, dapat membuat ledakan PHK di Indonesia karena banyak sektor
              perekonomian yang belum berjalan.
              "Isu besar adalah ledakan PHK di 2021, setelah kita resesi ekonomi, dan sektor perekonomian
              tidak berjalan," kata Said dalam konferensi pers virtual, Senin (28/12).

              Said mengatakan ledakan PHK besar-besaran sudah terjadi di Indonesia pada awal Pandemi
              Covid-19.  Di  fase  pertama,  sektor  pariwisata  yang  terkena  imbas  PHK  atau  dengan  istilah
              'dirumahkan', sementara untuk 2021. PHK akan menyasar sektor manufaktur.

              "Kita sudah melewati fase pertama ledakan PHK yang menimpa industri pariwisata, kemudian di
              tahun  depan  akan  menyerang  industri  manufaktur,"  ucapnya,  Pihaknya  menepis  optimisme
              pemerintah yang menyebut banyak lapangan pekerjaan tersedia di masa pandemi Covid-19.
              Pasalnya, ada ketidakpastian akan pandemi menghantui buruh harian. Selain itu, sudah banyak
              buruh KSPI yang meninggal akibat Covid-19.

              "Kami  tidak  seoptimis  pemerintah  karena  di  lapangan  covid-19  sangat  menghantui  buruh,
              puluhan ribu positif, banyak yang meninggal, akibatnya kurang menggembirakan, pertumbuhan
              ekonomi akan negatif dan akan ada resesi ekonomi 2021," tuturnya.

              Selain masalah Covid-19, buruh juga masih harus berhadapan dengan isu Omnibus Law Cipta
              Kerja yang banyak ditolak oleh para pekerja. Sebabnya Omnibus Law Cipta Kerja lebih banyak
              menguntungkan pengusaha.

              Oleh  karenanya,  Said  menegaskan,  tahun  2021  akan  menjadi  perjuangan  buruh  untuk
              menghapuskan Omnibus Law Cipta Kerja yang menyengsarakan rakyat kecil.

              "Kami menyatakan Omnibus Law menjadi isu utama dan pergerakan kaum buruh di 2021," kata
              Said.
              (mel/arh)






































                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190