Page 86 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 86

Presiden KSPI Said Iqbal menduga dalam perundingan tripartit yang selama ini dilakukan, kaum
              buruh  diwakili  elit  sekelompok  buruh  dan  bukan  buruh  itu  sendiri.  Dugaan  disampaikannya
              karena ia menyebut mayoritas serikat pekerja tidak menerima undangan diskusi.

              Ia mengatakan total anggota tripartit nasional dari kalangan buruh sebanyak 15 orang. Dari
              jumlah  itu,  8  orang  anggota  tripartit  nasional yang  berasal  dari  KSPI, KSPSI  Andi  Gani,  dan
              Konferensi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) tidak mendapat undangan perundingan.

              Selain  itu,  3  dari  5  dewan  pengupahan  unsur  buruh  pun,  menurut  dia,  tak  terlibat  dalam
              perancangan RPP.

              "Sekarang yang diajak bicara oleh Menaker atau menteri/pejabat lainnya, siapa yang mewakili
              buruh? Jangan-jangan hanya elit, patut diduga hanya elit. Kami menduga elit sekelompok buruh
              padahal buruhnya menolak tapi elitnya diajak ngomong menerima membahas RPP," terangnya
              pada press conference daring, Senin (28/12).

              Lebih lanjut, ia juga menyayangkan pembahasan dan perumusan RPP yang dilakukan di tengah
              berlangsungnya proses uji materi UU Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi.

              Dia menilai masih percepatan pembahasan RPP di tengah uji materi semakin menunjuk para
              Menteri Jokowi tak arif dalam menghadapi keberatan buruh. Harusnya, kata dia, RPP dibahas
              setelah keberatan yang diajukan kaum buruh ditolak atau tidak dikabulkan oleh MK.

              "Ya  kan  masih  dibahas,  di-review  MK.  Kalau  mau  arif  dan  bijak  para  menteri,  jangan
              memaksakan  kehendak,  tunggu  dulu  keputusan  MK.  Kan  Presiden  bilang  yang  tidak  setuju
              silahkan ajukan ke MK" katanya.

              Memang,  ia  menyatakan  keengganannya  mengambil  bagian  dari  perundingan  tersebut.
              Pasalnya, KSPI telah menolak UU Ciptaker dan perundingan rpp, kata dia, tak akan mengubah
              uu itu sendiri.

              "Pesangon tidak memberikan kepastian walau ada sanksi pidana, ga bisa jalan. Bisa diubah ga
              di RPP? Kan ga bisa. UMSK kan dihilangkan, bisa ga dimunculin lagi (di RPP)? Kan ga mungkin,
              oleh karena itu kami menolak RPP itu dibahas," jelasnya.

              Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan tengah menyusun empat Rancangan
              Peraturan Pemerintah (RPP) turunan dariklaster ketenagakerjaan uuCiptaker.

              Keempat RPP tersebut adalah RPP tentang Pengupahan, RPP tentang Tenaga Kerja Asing, RPP
              tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan, dan RPP tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebut pemerintah ikut melibatkan pihak pengusaha
              dan buruh dalam penyusunan RPP itu.

              "Minggu lalu kami sudah memulai menyertakan SP/SB (kaum buruh), teman-teman Apindo Kadin
              untuk sama-sama membahas RPP. Ada 4 RPP yang kami siapkan, sekarang sedang dalam proses
              penyusunan RPP," katanya seperti dikutip dari rilis beberapa waktu lalu.

              (wel/agt)











                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91