Page 63 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 FEBRUARI 2021
P. 63

(FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menyambut baik pengurangan hari
              libur ini sebagai upaya antisipasi dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 usai libur.
              "Saya kira ini menjadi langkah antisipasi pemerintah sejak jauh-jauh hari karena memang situasi
              pandemi seperti ini belum bisa diprediksi," kata Laura saat dihubungi Republika, Senin (22/2).

              Ia menilai keputusan pemerintah untuk memperpendek hari libur cukup baik untuk mengurangi
              mobilisasi  masyarakat.  Ia  berharap  kebijakan  ini  bisa  mengendalikan  kasus  dan  kasus  tidak
              melonjak. Pemerintah juga dinilai lebih baik dibandingkan sebelumnya karena tidak mendadak
              mengeluarkan kebijakan libur. Saat itu, dia melanjutkan, pemerintah mengeluarkan kebijakan
              yang terkesan mendadak dan banyak orang merugi karena terlanjur memesan tiket. Kemudian,
              masyarakat diberikan informasi pemangkasan libur dan cuti jauh lebih awal.

              Dengan penetapan libur jauh-jauh hari, ia menilai masyarakat, pengusaha travel, pariwisata juga
              bisa berpikir upaya apa yang harus dilakukan jika tidak terjadi libur panjang. Diharapkan, baik
              masyarakat maupun pengusaha tidak mengalami kerugian.
              Kendati  demikian  Laura  menyadari,  kebijakan  yang  dikeluarkan  pemerintah  ini  pasti
              memunculkan pro dan kontra. Termasuk ekonomi yang bisa semakin terpuruk karena biasanya
              tempat wisata justru mendapatkan keuntungan dikunjungi masyarakat saat libur.

              "Tetapi kalau ditanya sebagai epidemiolog, saya sepakat ketika diberlakukan pemangkasan libur
              ini  karena  untuk  memutus  rantai  penyebaran.  Rantai  penyebaran  ini  bisa  diputuskan  ketika
              mobilisasinya  bisa  ditekan,  salah  satu  bentuk  menekan  mobilisasi  masyarakat  ini  dengan
              memangkas libur panjang," katanya.

              Ia meminta semua pihak bersabar karena situasi saat ini masih pandemi dan pastinya tidak ingin
              terjadi ledakan kasus Covid-19 usai libur panjang. Ia mencatat, kasus Covid-19 meningkat usai
              libur panjang sebesar 20,30 bahkan 50 persen. Jadi harapannya masyarakat juga mendukung
              apa  yang  dikeluarkan  pemerintah  dengan  mengeluarkan  kebijakan  ini,  setidaknya  hingga
              vaksinasi merata diberikan.

              Di lain pihak, Laura meminta konsistensi dari pemerintah. "Jangan sampai mengubah kebijakan,
              misalnya menambah libur sehingga masyarakat menjadi bingung. Sebab, ini terkesan antara
              membolehkan atau tidak membolehkan," ujarnya.
              Sebelumnya, pemerintah telah menyepakati dan menetapkan perubahan cuti bersama tahun
              2021. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama,
              Menteri  Ketenagakerjaan,  Menteri  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi  Birokrasi
              Nomor 281 Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
              Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur
              Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 642 Tahun 2020, Nomor 4 Tahun 2020, Nomor 4 tahun
              2020 Tentang Hari libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2021.

              Hal itu diputuskan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Peninjauan SKB Cuti Bersama tahun
              2021 yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
              (Menko  PMK)  Muhadjir  Effendy,  dan  dihadiri  oleh  Menteri  Pemberdayaan  Aparatur  Negar
              Reformasi  Birokrasi  (PAN  RB)  Tjahjo  Kumolo,  Menteri  Tenaga  Kerja  Ida  Fauziyah,  Menteri
              Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekjen Kemenag Nizar Ali, Sekjen Kemnaker, Asops Kapolri
              dan Pejabat Eselon 1 kementerian/lembaga terkait.
              "Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) sebelumnya terdapat tujuh hari cuti bersama. Setelah
              dilakukan peninjauan kembali SKB, maka cuti bersama dikurangi dari semula tujuh hari menjadi
              hanya tinggal dua hari saja" ujar Menko PMK dalam Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko PMK,
              seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin.


                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68