Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 103

INDONESIA-MALAYSIA SEPAKATI PERBAHARUI SISTEM PENEMPATAN PEKERJA
              MIGRAN
              Jakarta : Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sepakat untuk menugaskan pejabat
              tinggi  dari  kedua  negara  guna  membahas  lebih  lanjut  secara  teknis  mengenai  konsep  One
              Channel System yang telah disepakati oleh kedua Pemimpin Negara.

              Kesepakatan tersebut dicapai setelah dilakukannya pertemuan bilateral kedua negara pada hari
              ini, Jumat 23 Juli 2021, dalam rangka pembahasan draf nota kesepahaman atau Memorandum
              of Understanding (MoU) on the Recruitment and Employment of Indonesian Domestic Migrant
              Workers  in  Malaysia  yang  disampaikan  Pemerintah  Indonesia  sejak  bulan  September  2016
              mengalami stagnasi.

              "Usulan Pemerintah RI terkait konsep One Channel System dan pengklasifikasian jabatan masih
              perlu dibahas lebih teknis oleh kedua negara. Hal inilah yang mengakibatkan pembahasan draf
              pembaharuan MoU Domestik Indonesia - Malaysia memakan waktu cukup lama" kata Sekjen
              Kemnaker Anwar Sanusi saat memimpin Delegasi Pembahasan MoU Employment and Protection
              of Domestic Workers in Malaysia secara virtual, Jumat (23/7/2021).

              Berkenaan dengan lamanya progress pembahasan draf MoU tersebut, Anwar Sanusi mengatakan
              secara  virtual  Pemerintah  RI  (Kemnaker,  Kemlu,  Perwakilan  RI,  dan  BP2MI)  melakukan
              pertemuan  virtual  dengan  Pemerintah Malaysia  (Kementerian  Sumber  Manusia  Malaysia/KSM
              dan  Kemlu)  guna  mendiskusikan  hal-hal  yang  menjadi  pending  issues  selama  ini  dalam
              pembahasan draf pembaharuan MoU Domestik Indonesia - Malaysia.

              Anwar mengungkapkan ada tujuh poin penting yang dibahas oleh perwakilan Indonesia dan
              Malaysia dalam pertemuan menyangkut kerja sama bilateral Indonesia dan Malaysia.

              Pertama, Konsep One Channel System (OCS). Ide dasar dari One Channel System adalah untuk
              mengurangi biaya penempatan dan menyederhanakan prosedur penempatan, sesuai dengan
              hukum dan regulasi yang berlaku di kedua negara.

              Hal tersebut mencakup penggunaan suatu sistem online yang menyediakan basis data terkait
              permintaan pekerjaan, pemberi kerja, dan ketersediaan tenaga kerja di sektor domestik, " ujar
              Anwar Sanusi.
              "Indonesia dan Malaysia akan melakukan integrasi sistem IT untuk implementasi OCS, serta akan
              melakukan pertemuan teknis guna membahas proses bisnis OCS, " katanya.

              Kedua, Konsep One Maid One Task. Dalam konsep ini. Malaysia mengusulkan agar 1 orang PMI
              domestik akan bekerja pada satu keluarga dengan jumlah anggota keluarga maksimal 6 orang.
              "Deskripsi pekerjaan PMI tersebut akan tertera secara rinci dalam dokumen perjanjian kerja, "
              katanya.

              Ketiga, standar minimum gaji bagi pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik di Malaysia.
              "Indonesia mengusulkan agar standar minimum gaji bagi PMI sebesar RM 1,500, " ujar Anwar
              Sanusi.

              Keempat,  asuransi  bagi  pekerja  PMI  sektor  domestik  di  Malaysia.  Malaysia  telah
              mengamandemen aturan terkait asuransi sehingga kepesertaan asuransi juga mencakup pekerja
              migran sektor domestik.

              Kelima,  perpanjangan  izin  kerja  dan  kontrak  kerja.  Malaysia  saat  ini  memiliki  program
              REKALIBRASI  sehingga  pemberi  kerja  bisa  mendaftarkan  pekerja  migrannya  yang  berstatus
              illegal  untuk  memperoleh  izin  kerja  sehingga  pekerja  migran  tersebut  dapat  berubah  status
              menjadi pekerja legal. Lebih lanjut, Pemri meminta agar ada tindakan tegas dari Pemerintah

                                                           102
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108