Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 156

Perusahaan sudah memproduksi series atau film untuk OTT sebanyak 7---8 serial dan film, dan
              akan lebih banyak lagi. Namun, dia mengingatkan, semua itu menunggu kondisi lebih aman
              sebelum melakukan syuting dan sebagainya.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menekankan pentingnya adaptasi bagi pelaku industri
              kreatif  untuk  mengembangkan  dan  menyalurkan  karya-karyanya  saat  ini.  Salah  satu  bentuk
              adaptasi tersebut adalah memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi.

              Ida mengungkapkan bahwa industri kreatif pada dasarnya memiliki prospek yang sangat cerah
              pada masa mendatang.

              Hal itu dapat diketahui dari kajian berbagai lembaga dan juga kajian dari Kemnaker yang telah
              memperkirakan bahwa pada era Revolusi Industri 4.0 ini akan banyak tumbuh pekerjaan baru
              dan keterampilan baru, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi dan industri kreatif.

              "Jadi  saya  yakin  ketika ekonomi  kita  makin pulih  dari pandemi,  sektor ekonomi  kreatif  akan
              kembali booming dan tumbuh dengan pesat," ujarnya.

              PERSAINGAN KETAT

              Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai para platform digital OTT atau VoD harus
              mencari peluang, dan masuk ke segmen yang belum tergarap pada masa yang akan datang
              dalam menghadapi persaingan ketat di dalam negeri.

              "Harus  mencari  peluang  dan  masuk  segmen  yang  belum  tergarap,  termasuk  jenis  video  on
              demand yang disukai masyarakat Indonesia," kata Heru, Jumat (23/7).

              Dia menjelaskan, platform digital OTT atau VoD bisa menggandeng lokal yang kaya akan film
              dan konten yang disukai masyarakat. Penggarapan series-series atau film sesuai minat orang
              Indonesia harus lebih banyak.

              Platform digital OTT atau VoD seharusnya bisa menjadi pendorong pertumbuhan industri hiburan
              secara keseluruhan di dalam negeri.

              "TUgas Kemendikbud dan Kemenparekraf untuk mendorong hal itu," katanya.

              Dia mengingatkan agar tidakmenjadikan Indonesia sebatas sebagai pasar. Kolaborasi industri
              hiburan  secara  keseluruhan  harus  dapat  terbangun  dan  bermanfaat  bagi  para  pemangku
              kepentingan.

              Direktur  Center  of  Economic  and  Law  Studies  (Celios)  Bhima  Yudhistira  mengatakan
              pertumbuhan  subsektor  hiburan  dan  media  belum  mampu  memberikan  kontribusi  signifikan
              terhadap pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

              Menurutnya, kontribusi subsektor tersebut terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) masih
              sangat kecil, yaitu di bawah 5%.

              "Kontribusinya  sangat  kecil  hiburan  dan  media  ini.  Ekonomi  digital  secara  keseluruhan  yang
              sedang  booming  kontribusinya  baru  5,3%,  kecil  banget.  Kalau  industri  media  dan  hiburan
              masuknya  sebagian  ke  [subsektor]  teknologi,  informasi,  dan  komunikasi  diperkirakan  masih
              kurang dari 5%," katanya, Jumat (23/7).

              Meskipun  demikian,  Bima  menyebut,  subsektor  hiburan  dan  media  berpotensi  menjadi
              pendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada masa mendatang bila melihat pertumbuhannya
              saat ini yang sangat pesat. Hal itu tidak terlepas dari demografi Indonesia yang didominasi oleh
              generasi milenial dan generasi Z.


                                                           155
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161