Page 280 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 280

Timboel mempertanyakan, terkait terhadap kebijakan tersebut yang seharusnya benar-benar
              membantu  bagi  pekerja  terdampak.  "Saya  kira  Pemerintah  harus  adil  kepada  pekerja  yang
              benar-benar terdampak," imbuhnya.

              Dengan demikian, bila Pemerintah tetap menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan, justru yang
              diberikan BSU adalah peserta yang nonaktif, karena kalau nonaktif berarti tidak bayar iuran lagi,
              yang artinya pekerja tidak mendapatkan upah lagi.

              Apalagi, lanjutnya, jika pekerja yang masih mendapat upah diberikan BSU maka dana tersebut
              kemungkinan ditaruh di tabungan sehingga tidak dibelanjakan, bila diberikan kepada pekerja
              yang  terdampak  maka  akan  dibelanjakan.  "Dengan  dibelanjakan  maka  akan  mendukung
              konsumsi masyarakat secara agregat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

              Kedua, lanjutnya, mengingat masih banyaknya pekerja formal yang belum didaftarkan ke BPJS
              Ketenagakerjaan maka seharusnya Pemerintah (pusat dan daerah) bisa melakukan upaya secara
              proaktif  menghubungi  perusahaan  sehingga  benar-benar  mendapatkan  data  pekerja  yang
              terdampak.

              "Jadi  seluruh  pekerja,  yang  sudah  didaftarkan  ke  BPJS  Ketenagakerjaan  atau  belum,  yang
              terdampak akan mendapatkan BSU. Dengan data tersebut maka pemberian BSU bisa lebih tepat
              sasaran," tuturnya.
              Ketiga, Pemerintah juga seharusnya bisa memberikatahukan kepada seluruh masyarakat pekerja
              yang memang di PHK pada masa PPKM ini, dirumhakna tanpa upah atau dipotong upahnya
              sehingga  mereka  bisa  mendaftarkan  diri  sebagai  penerima  BSU.  Tentunya  akan  dicek
              kebenarannya, dan bila memang benar maka dapat menerima BSU. Hal ini dilakukan di Program
              Kartu Prakerja dengan mendaftarkan diri, yang tentunya akan dicek kebenarannya.

              "Tentunya dengan mendatangi perusahaan atau mendapat laporan dari pekerja yang terdampak,
              Kementerian Ketenagakerjaan dapat mengupdate data pekerja di Sisnaker sehingga ke depan
              Kementerian Ketenagakerjaan memiliki data pekerja, tidak lagi hanya berharap dari data BPJS
              Ketenagakerjaan," jelasnya.

              Keempat, pihaknya berharap Pemerintah memberikan BSU tidak hanya kepada pekerja formal
              yang terdampak tetapi juga kepada pekerja informal seperti pekerja di mall-mall yang saat PPKM
              ditutup  dan  mereka  tidak  bisa  bekerja.  Tentunya  dengan  tidak  bekerja maka  upahnya  akan
              dipotong atau malah tidak dibayarkan karena upah harian.

              Pemerintah  bisa  mendapatkan  data  penyewa  di  mall-mal  sehingga  bisa  mendapatkan  data
              pekerja di sana. Demikian juga dengan toko-toko yang ditutup karena PPKM Darurat sehingga
              pekerjanya  dirumahkan,  ini  juga  harus  menjadi  sasaran  BSU.  Termasuk  juga  pekerja  online
              seperti ojek online, dan sebagainya yang memang terdampak PPKM Darurat tersebut.

              "Termasuk yang disasar adalah pekerja informal, pekerja migran dan pekerja jasa konstruksi
              yang terdafatar di BPJS Ketenagakerjaan yang memang terdampak," imbuhnya.

              Terakhir, terkait dengan proses pemberian BSU yang disalurkan melalui nomor rekening, bila
              memang pekerja yang terdampak dan ditetapkan sebagai penerima BSU tidak memiliki nomor
              rekening, sebaiknya Pemerintah memiliki alternatif menyalurkannya via Kantor Pos dengan tetap
              menjaga protokol Kesehatan.

              "Saya berharap Pemerintah bisa lebih adil dalam memberikan BSU Ini sehingga BSU benar-benar
              tepat  sasaran  dan  akan  membantu  pekerja  yang  terdampak  atas  adanya  PPKM  darurat,"
              pungkasnya.



                                                           279
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285