Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 35

Indonesia melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengusulkan
              diadakan pembahasan lebih teknis terkait konsep One Channel System dan pengklasifikasian
              jabatan. Hal itu pula yang mengakibatkan pembahasan draf pembaharuan MoU Rekrutmen dan
              Penggunaan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia memakan waktu lama.

              Disebut  Anwar,  Kemnaker,  Kemlu,  BP2MI,  dan  perwakilan  Indonesia  telah  mengadakan
              pertemuan virtual dengan Kementerian Sumber Manusia Malaysia guna mendiskusikan hal-hal
              yang selama ini tertunda dibahas pada draf pembaharuan.

              Menurutnya, ada tujuh poin penting yang menjadi pembahasan menyangkut kerja sama bilateral
              Indonesia  dan  Malaysia.  Pertama,  konsep  One  Channel  System  (OCS).  Ide  dasar  dari  One
              Channel  System  adalah  mengurangi  biaya  penempatan  dan  menyederhanakan  prosedur
              penempatan sesuai dengan hukum dan regulasi yang berlaku di kedua negara, termasuk pada
              penggunaan sistem daring yang menyediakan basis data terkait permintaan pekerjaan, pemberi
              kerja, dan ketersediaan tenaga kerja di sektor domestik.

              "Indonesia dan Malaysia akan melakukan integrasi sistem IT untuk implementasi OCS, serta akan
              melakukan pertemuan teknis guna membahas proses bisnis OCS," kata Anwar.

              Kedua,  konsep  One  Maid  One  Task.  Untuk  konsep  ini,  Malaysia  mengusulkan  agar  1  orang
              Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI)  sektor  domestik  bekerja  pada  satu  keluarga  dengan  jumlah
              anggota keluarga maksimal 6 orang. Deskripsi pekerjaan pun dipastikan tercantum rinci pada
              dokumen perjanjian kerja.

              Ketiga,  standar  minimum  gaji  bagi  PMI  sektor  domestik  di  Malaysia.  Indonesia  sendiri
              mengusulkan agar standar minimum gaji bagi PMI sebesar RM1,500.

              Keempat,  asuransi  bagi  pekerja  PMI  sektor  domestik  di  Malaysia.  Malaysia  telah
              mengamandemen aturan terkait asuransi sehingga kepesertaan asuransi juga mencakup pekerja
              migran sektor domestik.
              Kelima,  perpanjangan  izin  kerja  dan  kontrak  kerja.  Malaysia  saat  ini  memiliki  program
              REKALIBRASI di mana pemberi kerja dapat mendaftarkan pekerja untuk mengubah status dari
              legal  menjadi  ilegal.  Pemri  juga  meminta  agar  ada  tindakan  tegas  dari  pemerintah  Malaysia
              kepada para pemberi kerja setempat yang sengaja mempekerjakan PMI Domestik secara ilegal.
              Keenam,  pemeriksaan  kesehatan  PMI.  Indonesia  mengusulkan  agar  pemeriksaan  kesehatan
              dilakukan hanya satu kali, yaitu sebelum keberangkatan ke Malaysia untuk mengurangi beban
              biaya penempatan.

              "Mengingat saat ini pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali, yaitu sebelum keberangkatan ke
              Malaysia dan setelah ketibaan PMI di Malaysia," ujar Anwar.

              Ketujuh, akses kekonsuleran. Malaysia menjamin bahwa perwakilan Indonesia memiliki akses
              kekonsuleran kepada PMI di Malaysia, sedangkan Indonesia meminta agar klausul terkait akses
              kekonsuleran tetap masuk ke dalam draf MoU.

              (rea)












                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40