Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 47

"Usulan Pemerintah RI terkait dengan konsep One Channel System dan pengklasifikasian jabatan
              masih perlu dibahas lebih teknis oleh kedua negara. Hal inilah yang mengakibatkan pembahasan
              draf pembaharuan MoU Domestik Indonesia - Malaysia memakan waktu cukup lama," kata Anwar
              dalam siaran pers, Sabtu (24/7/2021).

              Dia menambahkan Pemerintah RI (Kemnaker, Kemlu, Perwakilan RI, dan BP2MI) melakukan
              pertemuan  virtual  dengan  Pemerintah Malaysia  (Kementerian  Sumber  Manusia  Malaysia/KSM
              dan  Kemlu)  guna  mendiskusikan  hal-hal  yang  menjadi  pending  issues  selama  ini  dalam
              pembahasan draf pembaharuan MoU Domestik Indonesia - Malaysia.

              Ada tujuh poin penting yang dibahas oleh perwakilan Indonesia dan Malaysia dalam pertemuan
              menyangkut kerja sama bilateral Indonesia dan Malaysia.

              Pertama,  Konsep  One  Channel  System  (OCS)  untuk  mengurangi  biaya  penempatan  dan
              menyederhanakan prosedur penempatan, sesuai dengan hukum dan regulasi yang berlaku di
              kedua negara. Hal tersebut mencakup penggunaan suatu sistem online yang menyediakan basis
              data  terkait  permintaan  pekerjaan,  pemberi  kerja,  dan  ketersediaan  tenaga  kerja  di  sektor
              domestik.

              Indonesia dan Malaysia, lanjutnya, akan melakukan integrasi sistem IT untuk implementasi OCS,
              serta akan melakukan pertemuan teknis guna membahas proses bisnis OCS.
              Kedua, Konsep One Maid One Task. Dalam konsep ini. Malaysia mengusulkan agar 1 orang PMI
              domestik akan bekerja pada satu keluarga dengan jumlah anggota keluarga maksimal 6 orang.

              "Deskripsi pekerjaan PMI tersebut akan tertera secara rinci dalam dokumen perjanjian kerja, "
              katanya.

              Ketiga, standar minimum gaji bagi pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik di Malaysia.
              Indonesia mengusulkan agar standar minimum gaji bagi PMI sebesar RM1.500.

              Keempat,  asuransi  bagi  pekerja  PMI  sektor  domestik  di  Malaysia.  Malaysia  telah
              mengamandemen aturan terkait asuransi sehingga kepesertaan asuransi juga mencakup pekerja
              migran sektor domestik.

              Kelima, perpanjangan izin kerja dan kontrak kerja. Malaysia saat ini memiliki program Rekalibrasi
              sehingga  pemberi  kerja  bisa  mendaftarkan  pekerja  migrannya  yang  berstatus  illegal  untuk
              memperoleh izin kerja sehingga pekerja migran tersebut dapat berubah status menjadi pekerja
              legal.

              Keenam,  pemeriksaan  kesehatan  PMI.  Indonesia  mengusulkan  agar  pemeriksaan  kesehatan
              dilakukan hanya satu kali, yaitu sebelum keberangkatan ke Malaysia untuk mengurangi beban
              biaya penempatan.
              Ketujuh,  akses  kekonsuleran.  Malaysia  menjamin  bahwa  Perwakilan  RI  memiliki  akses
              kekonsuleran  kepada  PMI  di  Malaysia  dan  Indonesia  meminta  agar  klausul  terkait  akses
              kekonsuleran tetap masuk ke dalam draf MoU.













                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52