Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2021
P. 139

CEO & Founder Arkademi Hilman Fajrian menjelaskan Arkademi yang didirikan sejak 2017 sejak
              awal  memiliki  misi  untuk  membantu  130  juta  tenaga  kerja  Indonesia  untuk  meningkatkan
              keahlian dan mendapatkan sertifikasi profesi melalui penyediaan kursus online yang terbuka,
              mudah  diakses,  dan  berbiaya  terjangkau.  Misi  ini  dijalankan  untuk  menjawab  tantangan
              kebutuhan industri yang membutuhkan begitu banyak tenaga terampil, serta kebutuhan tenaga
              kerja Indonesia untuk percepatan karier dan peningkatan daya saing serta kesejahteraan.

              Oleh sebab itu, berbeda dengan penyedia online course lain di Indonesia yang pelatihannya
              diajarkan oleh individu, setiap pelatihan di Arkademi hanya diselenggarakan oleh lembaga kursus
              resmi, lembaga sertifikasi profesi, training center, hingga perusahaan. Hal ini tidak hanya untuk
              menghadirkan  pendidikan  vokasi  yang  berkualitas  dan  berstandar  tinggi,  namun  juga
              menghasilkan kredensial yang dipercaya oleh industri. Saat ini Arkademi sudah menyediakan 300
              lebih pelatihan dengan metode E-learning yang mayoritas menawarkan sertifikasi profesi, mulai
              dari bidang keuangan, perpajakan, keselamatan dan kesehatan kerja, hingga ISO.

              "Pelatihan di bidang ketenagakerjaan bukan hanya persoalan mendistribusikan pengetahuan,
              keahlian, dan pengalaman. Namun yang terpenting adalah pembelajaran yang sesuai dengan
              standar pendidikan non-formal, sesuai dengan kebutuhan industri, serta memiliki kredensial yang
              kredibel di mata employer. Itulah yang kami lakukan di Arkademi bersama ratusan lembaga
              kursus  dan  training  center  resmi  yang  menjadi  mitra  kami,"  jelas  Hilman  dikutip  dalam
              keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).

              Manfaat yang Arkademi bawa ke pasar Indonesia, tambah Hilman, dirasakan oleh Ubaidillah. Ia
              merupakan  salah  satu  penerima  Kartu  Prakerja  dari  Banten  yang  berhasil  mendapatkan
              pekerjaan  setelah  mengantongi  pelatihan  sertifikasi  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  yang
              diselenggarakan Arkademi pada program pelatihan Kartu Prakerja.

              "Dengan  Prakerja  ini  saya  sangat  terbantu.  Saya  bisa  punya  sertifikat  keahlian,  saya  punya
              pekerjaan, bisa menafkahi keluarga saya," kata Ubaidillah dalam video testimoni yang dirilis PMO
              Prakerja pada akhir 2020.

              Sementara itu, pada agenda Dialog bersama Menko Perekonomian RI, turut diselenggarakan
              talkshow bertema 'Antara Tren, Produk, dan Konsumen'.

              Hilman Fajrian menjadi salah satu pemateri utama.

              Pada  kesempatan  itu,  Hilman  menyampaikan,  selain  menyediakan  ratusan  pelatihan  dengan
              sertifikasi profesi, Arkademi juga menyelenggarakan berbagai pelatihan bidang kewirausahaan.
              Perbedaan antara Arkademi dengan lembaga pelatihan lain adalah, pelatihan kewirausahaan di
              Arkademi bersifat teknis dan mendalam, mulai dari segi fundamental, implementasi, dan analisa.
              Belasan pelatihan kewirausahaan Arkademi di Program Kartu Prakerja yang dibawakan sendiri
              oleh Hilman telah diikuti oleh puluhan ribu peserta Pelatihan Prakerja.

              "Kesuksesan dalam kewirausahaan di era sekarang lebih banyak ditentukan oleh hardskill atau
              kemampuan  teknis.  Mulai  dari  validasi  ide,  validasi  produk,  dan  market.  Termasuk  juga
              bagaimana kita mengembangkan produk awal secara cepat dan efisien, pengelolaan risiko, dan
              manajemen keuangan yang akan mengungkap apakah kita memiliki bisnis yang potensial atau
              tidak," ungkap Hilman yang telah menjalani dunia kewirausahaan sejak berusia 20 tahun dan
              telah mendirikan tujuh perusahaan.

              Dijelaskannya  dalam  acara  yang  dipandu  oleh  Tokopedia  tersebut,  masyarakat  Indonesia
              cenderung menganggap kewirausahaan hanya butuh keberanian dan modal. Oleh sebab itu,
              banyak  orang  masih  terbatas  dalam  menguasai  teknik  dalam  berbisnis  dan  menganggap




                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144