Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2021
P. 73

provinsi dan kabupaten/kota, dan seluruh Kepala Desa di Indonesia, khususnya 3.886 Kepala
              Desa Perempuan, dan juga pendamping desa.
              DRPPA merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata
              kelola  penyelenggaraan  pemerintahan  desa,  pembangunan  desa,  serta  pembinaan  dan
              pemberdayaan masyarakat desa, yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, berkelanjutan.
              Desa harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakatnya khususnya perempuan dan
              anak, memenuhi hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, serta
              tersedia sarana dan prasarana publik yang ramah perempuan dan anak.

              "DRPPA merupakan model desa yang dikembangkan oleh Kemen PPPA untuk dapat menjawab
              5 (lima) arahan Presiden RI yang dimulai dari tingkat desa, yakni 1) Peningkatan pemberdayaan
              perempuan di bidang kewirausahaan berperspektif gender; 2) Peningkatan peran ibu/keluarga
              dalam pengasuhan/ pendidikan anak; 3) Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak;
              4) Penurunan pekerja anak; dan 5) Pencegahan perkawinan anak. Selain untuk mewujudkan 5
              arahan  Presiden,  DRPPA  juga  diharapkan  dapat  memperkecil  kesenjangan  gender,  serta
              meningkatkan peran aktif perempuan terutama dalam bidang politik, pengambilan keputusan,
              dan ekonomi" jelas Menteri Bintang.

              Menteri  Bintang  juga  menjelaskan  terkait  ukuran  keberhasilan  dari  pembangunan  dan
              pengembangan  DRPPA,  antara  lain  sejauh  mana  kebijakan  di  desa  mengatur  tentang
              implementasi DRPPA, meningkatnya perempuan wirausaha di desa, meningkatnya keterwakilan
              perempuan  di  struktur  desa  maupun  Badan  Permusyawaratan  Desa  (BPD),  meningkatnya
              partisipasi perempuan dan anak dalam proses pembangunan desa, meningkatnya peran ibu dan
              keluarga dalam pengasuhan dan pendidikan anak, tidak ada anak yang bekerja, tidak ada anak
              yang menikah di bawah usia 18 tahun, serta tidak ada kekerasan terhadap perempuan dan anak.
              Jika terjadi kekerasan, maka perempuan dan anak korban kekerasan mendapatkan layanan yang
              komprehensif.
              "Para Kepala Desa, khususnya Kepala Desa Perempuan, ayo kita tata desa kita supaya berbagai
              permasalahan  perempuan  dan  anak  kita  selesaikan  mulai  dari  desa.  Kami  percaya  para
              perangkat desa dan masyarakat desa mampu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi. Sekitar
              43% penduduk Indonesia tinggal di desa. Dengan menyelesaikan permasalahan perempuan dan
              anak  di  desa,  berarti  kita  sudah  menyelesaikan  43%  permasalahan  perempuan  dan  anak  di
              Indonesia," ujar Menteri Desa-PDTT, Abdul Halim Iskandar atau akrab disapa Gus Menteri.

              Menteri Abdul Halim Iskandar juga mendorong para Kepala Desa untuk melakukan Pemutakhiran
              Data Desa Berbasis SDGs Desa agar lebih mempermudah memetakan permasalahan dan potensi
              suatu  desa.  Menurutnya,  selama  ini  biasanya  kita  hanya  mencari  potensi  desa,  tapi  tidak
              menggali permasalahan desa.

              "Dengan SDGs Desa memberikan ruang yang seimbang bagi desa untuk menggali permasalahan
              desa  dan  mengukur  potensi  desa.  Pemanfaatan  Pemetaan  data  berbasis  SDGs  Desa  saat
              musyarawah juga dapat mempermudah warga desa dalam menyusun prioritas desa. Ke depan,
              diharapkan pembangunan desa berbasis masalah, bukan berbasis keinginan," terang Menteri
              Abdul Halim Iskandar.

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasinya
              kepada  para  Kepala  Desa  Perempuan  yang  memiliki  peran  vital  sebagai  agen  perubahan
              masyarakat desa, khususnya terkait pemberdayaan perempuan di desa.

              "Kepala Desa Perempuan adalah agen perubahan yang paling dekat dengan masyarakat. Peran
              mereka sangat vital, karena tahu persis kondisi dan kebutuhan perempuan di lingkungannya.
              Dengan  memberikan  pemberdayaan  yang  tepat,  maka  Kepala  Desa  Perempuan  telah


                                                           72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78