Page 489 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 489
"Saya kira seharusnya Kartu Prakerja keluar dari situasi itu dan insentifnya dikurangi. Kembali
ke filosofi dasar sebuah prakerja untuk meningkatkan skill dan kapasitas. Kembali ke tujuan
sebenarnya mendorong pengembangan kompetensi pekerja serta meningkatkan produktivitas
dan daya saing jadi jangan lagi bantuan sosial," Tauhid memaparkan.
Ia juga mengkritik perihal jenis pelatihan yang paling banyak dipilih, mulai penjualan dan
pemasaran, bahasa asing, hingga manajemen keuangan. Juga perilaku sosial dan teknologi
informasi.
Menurutnya, tema itu sebagian besar masih tidak relevan dengan kebutuhan lowongan kerja
yang ada. Ada beberapa jenis pelatihan yang kurang terakomodasi. Seperti administrasi,
keuangan, serta akuntansi. Juga manufaktur, hotel, dan bagian umum yang tidak terwadahi
dengan kartu prakerja.
"Jadi tidak match, pelatihan-pelatihan diberikan sudah mulai mengisi dari ruang ceruk pasar
dengan pekerjaan yang saya lihat masih belum match," ia menegaskan.
Dalam program kartu prakerja ini, Tauhid menilai efektifitasnya rendah. Ia menyebut seharusnya
program prakerja ini harus dibuat dua kolom atau dipisahkan, yakni saat mereka ingin mencari
pekerjaan dan satu lagi berwirausaha. Sehingga para pencari pekerjaan itu harus sesuai dengan
lowongan pekerjaan.
"Sementara itu, wirausaha di tekankan pada potensi market untuk wirausaha apa. Harus di arah
kan pusatpu sat lembaga pelatihan dengan tidak se mua didasarkan pada kebutuhan peserta.
Bukan semua ada, palugada ("apa ya lu mau gua ada"-Red.). Semua itu, saya kira, akan sia-sia.
Sudah pelatihan, tapi tidak ada juga lowongannya," kata Tauhid.
Birny Birdieni, M. Guruh Nuary, dan Wahyu Wachid Anshory
Caption
Pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur
488