Page 166 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 166

UU CIPTAKER BERPOTENSI MEMUDAHKAN PASAR TENAGA KERJA YANG FLEKSIBEL
              DI INDONESIA
              ,  JAKARTA  -  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja  diyakini  berpotensi  positif  untuk  mendorong
              kebebasan perkembangan ekonomi di Indonesia.

              Termasuk  kemudahan  berusaha  dan  peningkatan  investasi  yang  implikasinya  bisa  menyerap
              lebih banyak tenaga kerja dengan terbukanya lapangan kerja.

              "Kesempatan kerja akan terbuka lebih luas jika kebebasan berusaha juga dipermudah. Ini yang
              dicoba didorong UU Cipta Kerja ini," ujar Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, Center for
              Public Policy Research (TII) Adinda Tenriangke Muchtar.

              Menurutnya,  UU  ini  mencoba  menciptakan  pasar  tenaga  kerja  yang  fleksibel  di  Indonesia.
              Regulasi  yang  kaku,  gemuk,  dan  rentan  korupsi  jelas  akan  menghambat  kesempatan  orang
              untuk bekerja.

              Tidak hanya itu, UU ini juga tetap mempertimbangkan hak pekerja termasuk merujuk ke UU
              Ketenagakerjaan yang ada.

              "Tentu saja, dalam hal yang tidak termaktub dalam UU ini, bukan berarti mengabaikan hak-hak
              pekerja dan tanggung jawab pemberi kerja," terangnya.

              Pada prinsipnya, kebebasan ekonomi tetap didasarkan pada kesepakatan para pihak dan bukan
              pemaksaan, apalagi kekerasan. Di sinilah seharusnya peran pemerintah ditegaskan dan negara
              hadir, lewat penegakan hukum.

              Permasalahan terhadap pertumbuhan dan kebebasan ekonomi, termasuk kebebasan berusaha,
              tidak lepas dari permasalahan regulasi yang gemuk dan tumpang tindih, serta terbukti rentan
              akan korupsi dan biaya usaha yang tinggi.

              "UU Cipta Kerja ditujukan untuk mendorong efisiensi regulasi, termasuk untuk meningkatkan
              investasi," sambungnya.

              UU ini juga berpotensi untuk membantu sektor industri manufaktur di Indonesia, mengingat
              sektor  ini  saja  bisa  membutuhkan  perizinan  konstruksi  sampai  200  hari.  Belum  lagi  biaya
              transaksi lainnya yang harus dihadapi di daerah.
              "Dengan  adanya  efisiensi  regulasi  dan  kemudahan  berusaha,  yang  tentunya  harus  diikuti
              komitmen dan penegakan hukum yang jelas, akan memberikan kepastian hukum kepada para
              pengusaha maupun investor untuk membangun lebih banyak industri manufaktur di Indonesia
              dan sektor lainnya," tambahnya.

              Melalui UU Omnibus Law, lanjut dia, Indonesia akan memberikan kebebasan ekonomi yang lebih
              luas kepada beragam pihak untuk ikut berkontribusi meningkat kesejahteraan dan mendukung
              pembangunan ekonomi di Indonesia.
              UU ini juga menjadi salah satu upaya untuk melawan korupsi dan menekan biaya transaksi dalam
              berusaha  di  beragam  lini  yang  menghambat  kebebasan  berusaha  maupun  investasi,  serta
              pembangunan di Indonesia.

              Dengan demikian, UU ini mau tidak mau akan memaksa reformasi kebijakan, baik dalam hal
              peraturan,  tata  kelola,  proses  kebijakan,  maupun  peran  dan  relasi  pemerintah  dan  para
              pemangku kepentingan terkait untuk bertindak berdasarkan prinsip pasar yang terbuka dan good
              governance.



                                                           165
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171