Page 169 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 169

MENTERI SOFYAN DJALIL LURUSKAN ISU UU CIPTA KERJA DI HADAPAN
              AKADEMISI MUHAMMADIYAH
              BANDUNG  -  Menteri  Sofyan  Djalil  Luruskan  Isu  UU  Cipta  Kerja  di  Hadapan  Akademisi
              Muhammadiyah  Menteri  Agraria  Tata  Ruang/Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  (ATR/BPN)
              Sofyan  A.  Djalil  turun  langsung  meluruskan  informasi-informasi  yang  beredar  di  masyarakat
              terkait Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Peraturan yang juga dikenal dengan Omnibus Law UU Ciptaker atau UUCK itu sampai saat ini
              masih menjadi pembahasan di publik.

              Salah satu upaya Sofyan A. Djalil dilakukan saat menjadi narasumber "Diskusi Terbuka: Quo
              Vadis UU Cipta Kerja?" di Universitas Muhammadiyah, Bandung, Jawa Barat, Jumat, (13/11).

              Dalam diskusi yang diikuti para akademisi dari Universitas Muhammadiyah seluruh Indonesia
              secara  luring  (offline)  maupun  daring  (online)  ini,  Sofyan  A.  Djalil  menyampaikan  bahwa
              penolakan-penolakan terhadap UU itu karena adanya misinformasi.

              "Salah paham tadi menyebabkan reaksi-reaksi dari masyarakat," tegas Sofyan.

              Dalam  kesempatan  itu  Sofyan  juga  merespons  pernyataan  yang  menyebut  UU  Cipta  Kerja
              disusun tergesa-gesa di masa pandemi Covid-19.

              Sofyan lantas menjelaskan bahwa UU ini mulai disusun pemerintah sejak akhir 2019 lalu dan
              telah sesuai dengan kaidah penyusunan perundang-undangan.

              Menurut  Sofyan,  pembahasan  di  DPR  RI  sudah  melibatkan  organisasi  profesi,  masyarakat,
              akademisi, telah disiarkan pula melalui TV Parlemen, dan media massa-media massa lainnya.

              "Undang-undang ini disusun dengan normal. Pada saat pandemi Covid-19 ini perhatian publik
              tersita pada masalah kesehatan sehingga informasi pembahasan (UU) Cipta Kerja ini luput dari
              perhatian," ungkap Sofyan.
              Menurut Sofyan, pemerintah menyusun UU ini dengan sistem omnibus law dan dalam waktu
              cepat karena memang dibutuhkan, untuk membereskan ranjau-ranjau pada UU sktoral yang
              saling bertentangan dan membuat tidak dapat bergerak.

              Sofyan menjelaskan sulit dan berbelitnya izin yang menghambat investasi, dengan mengambil
              contoh pengurusan izin pembuatan tambak di suatu wilayah.

              Dia mengatakan alur perizinan pertama adalah harus ada rekomendasi camat.

              Selanjutnya, harus ada persetujuan dari warga.

              Kemudian, harus ada berita acara ekspose warga.

              Lalu, harus ada rekomendasi dari kepala desa.















                                                           168
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174