Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 113

Ringkasan

              Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 9,7 juta orang di Indonesia menganggur. Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengatakan,  jumlah  pengangguran  tersebut
              meningkat  akibat  dampak  dari  pandemi  COVID-19.  Masih  dari  sisi  pekerja,  Ida  juga
              membeberkan  persoalan  kompetensi  dan  produktivitas  pekerja  Indonesia  jika  dibandingkan
              dengan negara tetangga. Adapun penyebab dari persoalan kompetensi itu ialah latar belakang
              pekerja Indonesia yang sebagian besar masih berpendidikan SMP ke bawah.



              DIHANTAM CORONA, RI KEBANJIRAN 9,7 JUTA PENGANGGUR

              Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 9,7 juta orang di Indonesia menganggur.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, jumlah pengangguran tersebut
              meningkat akibat dampak dari pandemi COVID-19.

              " Data BPS menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138 juta angkatan kerja,
              yang  terdiri  dari  128  juta  penduduk  yang  bekerja  dan  9,7  juta  penganggur  dengan  tingkat
              pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07%. Ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang
              signifikan,  ini  akibat  dampak  pandemi,"  ungkap  Ida  dalam  webinar  Kompas  Talks  dengan
              Kagama, Sabtu (28/11/2020).

              Selain  itu,  BPS  juga  mencatat  29,12  juta  penduduk  Indonesia  dengan  usia  kerja  memang
              terdampak pandemi Corona.

              "Hal ini tentu menambah beban di sektor ketenagakerjaan. Selain itu, ada tambahan 2- 2,5 juta
              angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya," jelas Ida.

              Masih dari sisi pekerja, Ida juga membeberkan persoalan kompetensi dan produktivitas pekerja
              Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangga.
              "Data  menunjukkan  produktivitas  pekerja  Indonesia  masih  tertinggal.  Menurut  data  ILO
              (International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional) tingkat pertumbuhan output
              tahunan  pekerja  kita  masih  rendah  bahkan  di  bawah  rata-rata  negara  dengan  penghasilan
              menengah bawah. Tingkat produktivitas pekerja kita juga di bawah negara pesaing kita seperti
              Vietnam," ungkapnya.

              Adapun penyebab dari persoalan kompetensi itu ialah latar belakang pekerja Indonesia yang
              sebagian besar masih berpendidikan SMP ke bawah.

              "Masih besarnya persentase pekerja dengan pendidikan SMP ke bawah mengakibatkan banyak
              pekerja yang masih memiliki skill atau kompetensi rendah. Meskipun ada sedikit angin segar
              untuk masa depan apabila kita melihat pada profil pemuda berumur 16-30 tahun yang bekerja,
              di mana sudah lebih dari 60% yang berpendidikan SMA ke atas," ujarnya.
              Tak sampai di situ, dampak lain dari pandemi Corona ialah mempersempit ketersediaan lapangan
              pekerjaan.  Selain  itu,  menurut  Ida  persoalan  ketersediaan  lapangan  pekerjaan  ini  juga
              diakibatkan oleh iklim berusaha di Indonesia yang tak bersahabat.

              "Di tengah besarnya kebutuhan terhadap penciptaan lapangan kerja, kita menghadapi tantangan
              bahwa  iklim  penciptaan  lapangan  kerja  baru  masih  belum  bersahabat.  Data  menunjukkan
              peringkat Kemudahan Berusaha saat ini berada di peringkat 73, bahkan kalau kita lihat lebih
              detail lagi dalam indeks tersebut, misalnya dalam aspek mendirikan usaha, peringkat kita masih
              140, jauh di bawah negara-negara pesaing kita," pungkasnya.


                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118