Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 195

PROGRAM KARTU PRAKERJA TERNYATA SALAH SASARAN, KOK BISA?

              Program Kartu Prakerja yang diluncurkan pemerintah pada April 2020 mendapatkan antusiasme
              yang  tinggi  dari  masyarakat.  Mulanya,  program  ini  direncanakan  untuk  menangani
              pengangguran  di  Indonesia  agar  mendapatkan  pelatihan,  baik  untuk  berwirausaha  maupun
              upskilling sebagai bekal untuk mencari kerja.

              Dalam situasi pandemi covid-19, pemerintah memutuskan untuk menggulirkan program Kartu
              Prakerja ini merangkap sekaligus sebagai bantuan sosial, utamanya bagi masyarakat tuna karya
              yang terdampak pandemi.

              Namun, temuan Badan Pusat Statistik (BPS) justru bertolak belakang dengan tujuan program ini
              diluncurkan. Dimana mayoritas penerima Kartu Prakerja justru berstatus bekerja, yakni 66,47
              persen.

              "66,47 persen penerima Kartu Prakerja itu statusnya adalah pekerja. Sementara 22,24 persennya
              pengangguran, dan 11,29 persennya merupakan Bukan Angkatan Kerja (BAK)," papar Kepala
              BPS, Kecuk Suhariyanto seperti dikutip, Jumat (27/11/2020).

              Sebagai catatan, Kecuk menambahkan, dari penerima Kartu Prakerja yang masih bekerja, sekitar
              63 persennya berstatus pekerja penuh.

              Sisanya sebesar 36 persen merupakan pekerja tidak penuh atau bekerja di bawah 35 jam per
              minggu. Kelompok ini tergolong sebagai pekerja paruh waktu atau setengah pengangguran.
              “Artinya income mereka sangat terbatas. Oleh karena itu bisa dimaklumi, meskipun statusnya
              mereka bekerja, mereka apply dalam program kartu prakerja,” tukas dia.(*)











































                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200