Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 41
Judul UU Cipta Kerja Harus Dibarengi Peningkatan Keahlian Angkatan Kerja
Nama Media Suara Pembaruan
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg7
Jurnalis E-8
Tanggal 2020-11-30 04:00:00
Ukuran 137x282mmk
Warna Warna
AD Value Rp 94.941.000
News Value Rp 474.705.000
Kategori Ditjen Binalattas
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada)
Strategi Ketenagakerjaan Menghadapi Bonus Demografi dan Perkembangan Industri
positive - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada) UU
Cipta Kerja sebagai upaya memecahkan persoalan investor terkait dengan keluhan perizinan,
hambatan regulasi, pengadaan tanah dan lain-lain. Satu lagi keluhan investor yang perlu menjadi
perhatian dan perlu dicairkan solusinya adala rendahnya keterampilan angkatan kerja Indonesia.
Maka selain UU Cipta Kerja, perlu ada strategi untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian
angkatan kerja dan pekerja muda atau milenial melalui pelatihan vokasi bersertifikasi keahlian
atau kompetensi.
negative - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada)
Jumlah angkatan kerja Indonesia yang produktif cukup besar. Sementara Malaysia dan Thailand
mulai mengalami penurunan. Tiga sampai 4 tahun ke depan, mereka akan kekurangan pasokan
tenaga kerja
neutral - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada) Di
suatu negara, bonus demografi itu hanya terjadi satu kali, tidak akan terulang. Jadi kalau kita
melewatkan situasi yang sangat menguntungkan ini. kita akan kehilangan peluang, dan negara
kita tidak akan pernah mengalami seperti yang dialami negara-negara maju
neutral - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada)
Kalau ini tidak bisa kita isi segera, kita akan ketinggalan. Sebab industri-industri ini semuanya
akan menggunakan IT sebagai dasar pekerjaan mereka
neutral - Aloysius Budi Santoso (Ketua Komite Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial untuk Upah)
Kalau kita soroti di dalamnya, peringkat fleksibilitas pasar kerja kita juga masih cukup
challenging. Misalnya, biaya PHK. hak-hak pekerja, fleksibilitas upah, serta hubungan pekerja
dan pengusaha. Ini menunjukkan bahwa sistem ketenagakerjaan kita relating masih cukup rigid
neutral - Aloysius Budi Santoso (Ketua Komite Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial untuk Upah)
Kalau kita soroti di dalamnya, peringkat fleksibilitas pasar kerja kita juga masih cukup
challenging. Misalnya, biaya PHK. hak-hak pekerja, fleksibilitas upah, serta hubungan pekerja
dan pengusaha. Ini menunjukkan bahwa sistem ketenagakerjaan kita relating masih cukup rigid.
40