Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 52
MAKIN TINGGI, PENGANGGURAN DI INDONESIA TEMBUS DI ANGKA 9,7 JUTA
ORANG
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, penyebab meningkatnya
pengangguran di Indonesia salah satunya karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Kondisi itu sangat mempengaruhi pendapatan perusahaan.
Menurut menteri asal PKB itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada bulan
Agustus 2020 ada sekitar 138 juta angkatan kerja, yang terdiri dari 128 juta penduduk yang
bekerja dan 9,7 juta penganggur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07
persen.
"Ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang signifikan, ini akibat dampak pandemi," ujar
Ida dalam acara sebuah diskusi, Sabtu (28/11).
Ida juga menuturkan, dari sisi dampak pandemi secara langsung, BPS juga mencatat 29,12 juta
penduduk Indonesia dengan usia kerja yang terdampak. Hal ini tentu menambah beban di sektor
ketenagakerjaan. "Selain itu, ada tambahan 2- 2,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar
kerja setiap tahunnya," imbuhnya.
Di sisi lain, Ida mengungkapkan, tantangan yang dialami di sektor ketenagakerjaan ialah
kompetensi dan produktivitas pekerja Indonesia yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
negara tetangga.
Data kementeriannya menunjukkan, produktivitas pekerja Indonesia masih tertinggal. Menurut
International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional (ILO), tingkat pertumbuhan
output tahunan pekerja kita masih rendah bahkan di bawah rata-rata negara dengan penghasilan
menengah bawah.
"Tingkat produktivitas pekerja kita juga di bawah negara pesaing kita seperti Vietnam,"
ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, berdasarkan hasil survei, yang dilakukan kepada para pelaku usaha di
Indonesia hasilnya menunjukkan mayoritas responden merasa bahwa nilai upah minimum yang
ditetapkan di Indonesia tidak sepadan dengan produktivitas yang dihasilkan oleh pekerja.
"Penyebab dari persoalan kompetensi itu ialah latar belakang pekerja Indonesia yang sebagian
besar masih berpendidikan SMP ke bawah. Meskipun ada sedikit angin segar untuk masa depan
apabila kita melihat pada profil pemuda berumur 16-30 tahun yang bekerja, di mana sudah lebih
dari 60 persen yang berpendidikan SMA ke atas," pungkasnya.
51