Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 84
DAFTAR 10 PEKERJAAN BARU YANG MUNCUL DI ERA DIGITALISASI
Direktur Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Mahatmi Parwitasari Saronto menyebut
ada tantangan ke depan terkait penciptaan lapangan kerja. Di masa depan, yang harus
diperhatikan juga adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan fleksibel.
Mahatmi menyebut, Indonesia ke depannya harus mampu menciptakan tenaga kerja yang
fleksibel dan adaptif untuk mengantisipasi mega tren. Adapun mega tren yang pertama adalah
revolusi teknologi seperti yang berkembang seperti saat ini baik industri 4.0, digitalisasi,
kecerdasan buatan, pemakaian biometrik, otomatisasi, robotik, big data dan lain lain.
"Itu akan mewarnai seluruh sendi kehidupan manusia, jadi teknologi akan membuka peluang
baru di bidang yang belum pernah ada sebelumnya sehingga mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi, pertumbuhan UMKM dan peluang lainnya," ujar dalam Webinar Kagama Teraskita,
Minggu (29/11/2020).
Mahatmi menambahkan, perkembangan teknologi akan menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru
yang lebih produktif dan dalam jumlah besar jika dibandingkan dengan lapangan kerja yang
hilang. Nantinya akan banyak muncul jabatan baru yang dalam 10 tahun lalu tidak ada di dunia
ini, seperti digital marketing specialist, social media manager, app designer, app developer, cloud
services specialist, youtuber dan blogger.
"Jabatan-jabatan itu tentu saja harus diisi oleh mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan
teknis atau hard skill di bidang science, technology, engineering and mathematics tapi juga
punya soft skill yang unggul, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, kemampuan
pengelolaan SDM, kemampuan fleksibel secara kognitif, dan lainnya," kata dia.
Dia menyebut, kondisi-kondisi di atas juga akan mengarah kepada mega tren kedua yaitu
revolusi keahlian. Keahlian tenaga kerja nantinya harus bisa menjawab tantangan perubahan
pekerjaan, dimana jika tidak maka pekerja akan mengalami miss match yang jauh lebih besar
dibanding saat ini.
"Jika revolusi keahlian tidak diantisipasi, produktivitas tenaga kerja kita tidak akan meningkat,
kita tidak mampu bersaing dengan negara-negara lain, sementara itu masyarakat yang tertinggal
dan tidak mampu bertransisi tidak akan menikmati kesempatan ini," ucapnya.
83