Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MARET 2021
P. 85
"Pada prinsipnya tidak boleh ego antara perusahaan dan pekerja. Pekerja tahu bagaimana
perkembangan perusahaan. Harus komunikasi yang baik. Kalau perusahaan tidak ada cash flow
maka harus maklum," kata Rahmad pada Republika, Jumat (26/3).
Rahmad mengingatkan saling memaksakan ego tak akan membuat pekerja dan perusahaan
mencapai kesepakatan. Kedua belah pihak, lanjut Rahmad harus duduk bersama dengan kepala
dingin.
"Kalau perusahaan sudah mulai bangkit maka baiknya pandangan pekerja didengarkan. Cari
jalan tengah saja," ujar Rahmad.
Rahmad meminta pekerja memahami perusahaan kalau arus keuangannya belum normal walau
pandemi telah setahun berjalan. Adapun perusahaan, kata dia, mestinya mengerti suasana batin
pekerja yang ingin mendapat THR penuh.
"Kalau dipaksa (THR penuh) tapi perusahaan tidak mampu karena tekanan ekonomi tinggi, yang
sudah tutup banyak maka harus dimaklumi. Tahun 2020 maklum. Toh 2021 nanti memang sudah
ada perubahan tapi paling tidak signifikan karena pasar masih lesu, produktivitas lesu," ucap
Rahmad.
Rahmad mengimbau perusahaan transparan dengan arus keuangannya. Sehingga ketika
diputuskan THR dicicil, pekerja bisa mendapat haknya walau tertunda.
"Kalau pun dicicil harus disiapkan pembayarannya oleh perusahaan," sebut Rahmad.
Diketahui, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah belum memutuskan kebijakan apapun terkait
Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2021. Pihaknya masih menyerap aspirasi dari pemangku
kebijakan, perusahaan, termasuk dari kelompok buruh yang menuntut agar THR tahun ini tak
lagi dicicil seperti tahun lalu.
Adapun Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ingin pengusaha memberikan THR pada
2021 secara penuh. KSPI menganggap perekonomian Indonesia sudah membaik hingga THR tak
perlu lagi dicicil.
84