Page 161 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2021
P. 161

TAK ADA KEPASTIAN, MANTAN PILOT MERPATI LAYANGKAN SURAT TERBUKA KE
              JOKOWI
              Jakarta, Paguyuban Pilot Ex-Merpati (PPEM) mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko
              Widodo  (Jokowi) pada  17  Juni  2021  sebagai  upaya  memohon  dukungan  agar  permasalahan
              pesangon eks-pegawai Merpati segera terselesaikan. Pasalnya, nasib ribuan mantan pegawai PT
              Merpati Nusantara Airlines (MNA) tidak kunjung mendapat kepastian selama 6 tahun.

              Ketua Paguyuban PPEM Kapten Anthony Ajawaila menjelaskan, selain kepada Presiden, surat
              terbuka tersebut ditembuskan khusus ke sembilan instansi, yakni Wakil Presiden, Menteri BUMN,
              Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Ketenagakerjaan, Ketua Komnas HAM, Ketua
              Komisi VI DPR, dan Ketua Ombudsman.

              Anthony  menuturkan,  terdapat  ribuan  karyawan  eks-MNA  yang  hak-hak  normatifnya  belum
              dipenuhi. Hal itu berupa cicilan kedua uang pesangon dari 1.233 pegawai sejumlah Rp 318,17
              miliar serta nilai hak manfaat pensiun berupa solvabilitas (dana pensiun MNA dalam likuidasi)
              dari 1.744 pensiunan sebesar Rp 94,88 miliar.

              "Kami sudah menempuh berbagai upaya sejak 2016 tetapi hingga kini tidak ada kepastian kapan
              hak  pesangonnya  akan  dibayarkan.  Sedangkan  masing-masing  eks-pegawai  berharap  uang
              pesangon akan dinikmati di masa pensiun, maupun untuk melanjutkan keberlangsungan hidup
              keluarganya," kata Anthony dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/6/2021).

              Tidak  dibayarnya  uang  pesangon  tersebut,  lanjut  dia,  menjadi  masalah  di  setiap  keluarga
              pegawai, mulai adanya perceraian, anak sakit, putus sekolah, alih kerja menjadi sopir ojek online,
              tukang bangunan, dan lain-lain. "Bahkan setiap minggu kami mendengar kabar kematian rekan
              kami sesama eks-pegawai MNA," papar Anthony.

              Kapten  M  Masykoer  menambahkan,  dalam  surat  terbuka  kepada  Presiden,  PPEM  juga
              menyampaikan apabila MNA akhirnya harus ditutup atau dilikuidasi oleh negara, maka seluruh
              eks-karyawan Merpati juga tidak memiliki daya dan kuasa untuk mencegah. Namun, hendaknya
              MNA sebagai BUMN tidak lalai dalam kewajibannya memenuhi hak-hak eks-pegawainya.

              "Jangan kami diperlakukan seperti kata pepatah 'Habis manis, Sepah dibuang'. Kami memohon
              dengan  sangat,  perhatian  serta  pertolongan  Bapak  Presiden  untuk  membantu  dapat  segera
              dibayarkannya  hak  pesangon,  begitupun  hak  pensiun  kami  yang  sampai  saat  ini  tidak  ada
              kepastiannya," ujar dia.

              Sumber: Investor Daily.

























                                                           160
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166