Page 176 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2021
P. 176

Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Ketenagakerjaan, Ketua Komnas HAMz Ketua
              Komisi VI DPR RI, dan Ketua Ombudsman RI.
              Anthony  menuturkan,  terdapat  ribuan  karyawan  eks  MNA  yang  hak-hak  normatifnya  belum
              dipenuhi. Hal tersebut berupa cicilan kedua uang pesangon dari 1.233 pegawai sejumlah Rp
              318,17 miliar serta nilai hak manfaat pensiun berupa solvabilitas (Dapen MNA dalam likuidasi)
              dari 1.744 pensiunan senilai Rp 94,88 miliar. "Kami sudah menempuh berbagai upaya sejak
              2016,  tetapi  hingga  kini,  tidak  ada  kepastian  kapan  hak  pesangon  akan  dibayarkan,"  kata
              Anthony, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/6).

              Menurut dia, masing-masing eks pegawai MNA berharap, uang pesangon akan dinikmati di masa
              pensiun maupun untuk melanjutkan keberlangsungan hidup keluarganya.

              Tidak  dibayarnya  uang  pesangon  tersebut,  lanjut  Anthony,  telah  menjadi  masalah  di  setiap
              keluarga eks pegawai MNA, mulai dari adanya perceraian, anak sakit, putus sekolah, alih kerja
              menjadi supir ojek online, tukang bangunan, dan lainnya.
              "Bahkan,  setiap  minggu,  kami  mendengar  kabar  kematian  rekan  kami  sesama  eks  pegawai
              MNA," paparnya.

              Capt  M  Masykoer  menambahkan,  dalam  surat  terbuka  kepada  Presiden,  PPEM  juga
              menyampaikan apabila MNA akhirnya harus ditutup, atau dilikuidasi oleh negara, seluruh eks
              karyawan tidak memiliki daya dan kuasa untuk mencegahnya.

              Namun, MNA, sebagai BUMN, diharapkan tidak lalai dalam kewajiban memenuhi hak-hak eks
              pegawainya.

              "Janganlah  kami  diperlakukan  seperti  kata  pepatah  'Habis  manis,  Sepah  dibuang'.  Kami
              memohon dengan sangat, perhatian serta pertolongan Bapak Presiden untuk membantu dapat
              segera dibayarkannya hak pesangon. Begitu pun, hak pensiun kami yang sampai saat ini tidak
              ada kepastiannya," pungkas Masykoer.

              Editor : Abdul Muslim (abdul_muslim@investor.co.id).



































                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181