Page 178 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2021
P. 178

Aduan itu dikirimkan lewat surat terbuka. Selain kepada Presiden, surat terbuka tersebut juga
              ditembuskan khusus ke sembilan instansi yakni, Wakil Presiden RI, Menteri BUMN RI, Menteri
              Keuangan RI, Menteri Perhubungan RI, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ketua Komnas HAM RI,
              Ketua Komisi VI DPR RI, dan Ketua Ombudsman RI.

              Ketua Paguyuban Pilot Ex Merpati (PPEM), Capt Anthony Ajawaila menjelaskan, terdapat ribuan
              karyawan eks MNA yang hak-hak normatifnya belum dipenuhi.

              Hal itu berupa cicilan kedua uang pesangon dari 1.233 pegawai sejumlah Rp 318,17 Miliar serta
              nilai hak manfaat pensiun berupa solvabilitas (Dapen MNA dalam Likuidasi) dari 1.744 Pensiunan,
              sebesar Rp 94,88 Miliar.

              "Kami sudah menempuh berbagai upaya sejak 2016 tetapi hingga kini tidak ada kepastian kapan
              hak  pesangonnya  akan  dibayarkan.  Sedangkan  masing-masing  eks-pegawai  berharap  uang
              pesangon akan dinikmati di masa pensiun, maupun untuk melanjutkan keberlangsungan hidup
              keluarganya," ujar Anthony dalam konferensi pers, Kamis (23/6/2021).
              Sementara, anggota PPEM Capt M Masykoer menuturkan, dalam Surat Terbuka Kepada Presiden,
              PPEM juga menyampaikan apabila akhirnya harus ditutup atau dilikuidasi oleh negara, maka
              seluruh ex Karyawan Merpati juga tidak memiliki daya dan kuasa untuk mencegahnya.

              Namun,  hendaknya  MNA  sebagai  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN)  tidak  lalai  dalam
              kewajibannya memenuhi hak-hak ex. pegawainya.

              "Janganlah  kami  diperlakukan  seperti  kata  pepatah  'Habis  manis,  Sepah  dibuang'.  Kami
              memohon dengan sangat, perhatian serta pertolongan Bapak Presiden untuk membantu dapat
              segera dibayarkannya hak pesangon, begitupun hak Pensiun kami yang sampai saat ini tidak
              ada kepastiannya," ungkapnya.

              Sebelumnya,  seluruh  unsur  pegawai  termasuk  pilot  telah  melakukan  berbagai  upaya  untuk
              menuntut hak-hak normatif tersebut.

              Sejak tidak menerima gaji mulai Desember 2013, telah melakukan demo hingga akhirnya pada
              tahun  2016,  Pemerintah  melalui  PT  Perusahaan  Pengelola  Aset  (PPA)  menetapkan  Program
              Restrukturisasi  Karyawan  berupa  PHK  masal,  dengan  pembayaran  pesangon  dicicil  dalam  2
              tahap.































                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183