Page 217 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 217
"Dari hasil survei ditemukan bahwa 9 dari 10 perusahaan terdampak COVID-19 atau tepatnya
88% perusahaan terdampak COVID-19 dari sisi persepsi perusahaan sebesar 40,6% menyatakan
sangat merugi dan 47,4% menyatakan merugi, kalau digabungkan sebesar 88%, jumlah ini
sangat besar sekali," ujar Kepala Barenbang Bambang Satrio Lelono dalam webinar bertajuk
Analisis Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perluasan Kesempatan Kerja, Selasa
(24/11/2020).
Sementara, hanya 0,9% responden yang menyatakan pandemi ini menguntungkan dan sekitar
11% responden yang menyatakan tidak terdampak dengan adanya pandemi COVID-19 ini.
Dari segi dampak, sebanyak 20,3% perusahaan mengalami penurunan produksi, sebanyak
22,8% lainnya mengalami penurunan keuntungan dan 22,8% perusahaan lainnya mengalami
penurunan permintaan. Rata-rata penurunan yang dialami di masing-masing dampak tersebut
berada di skala 81-100%.
Lalu dari segi sektornya, penyedia akomodasi serta makanan dan minuman yang paling
terdampak pandemi COVID-19 mulai dari segi produksi, keuntungan hingga permintaannya.
Disusul, sektor real estate, konstruksi, jasa pendidikan, jasa perusahaan, informasi dan
komunikasi, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan lainnya.
Hal itu membuat para perusahaan tersebut terpaksa menerapkan kebijakanPHKdan
merumahkan karyawannya.
"Tindakan apa yang dilakukan perusahaan di masa pandemi dari hasil survei ditemukan
perusahaan mengambil langkah merumahkan pekerja dan melakukan PHK," ungkapnya.
Pekerjaan apa yang paling banyak kenaPHK? buka halaman berikutnya>>>Bila dilihat
dari sisi PHK, maka persentase perusahaan besar lebih besar dibanding perusahaan mikro dan
kecil yang menerapkan kebijakan tersebut terhadap karyawannya yakni sebesar 29,9% dan
merumahkan karyawan sebesar 22,3%. Sementara perusahaan kecil dan menengah cenderung
merumahkan karyawan.
Dari segi jenis pekerjaannya, perusahaan paling banyak melakukan PHK pada para agen atau
perantara penjualan dan pembeliannya sebanyak 10,1%. Disusul profesi pengemudi mobil, van,
dan sepeda motor sebanyak 7,3%, buruh pertambangan dan konstruksi sebanyak 6,7%, tenaga
perkantoran umum 6,7%, teknisi ilmu kimia dan fisika 5,6%, tenaga kebersihan dan juru bantu
rumah tangga, hotel, dan kantor sebanyak 5,1%, pekerjaan penjualan lainnya 4,5%, tenaga
pengawas gedung dan kerumahtanggaan 4,5%, pekerja kasar lainnya 3,9%, dan buruh industri
pengolahan 3,9%.
Sedangkan jenis pekerjaan yang paling banyak dirumahkan terdiri dari pekerja penjualan
sebanyak 17,1%, profesional penjualan, pemasaran dan hubungan masyarakat sebanyak
10,6%, buruh pertambangan dan konstruksi 3%, mekanik dan tukang reparasi mesin 3%,
pengemudi mobil, van dan sepada motor 2%, operator mesin stasioner lainnya 2%, tenaga
perkantoran umum 2%, teknisi ilmu fisika dan teknik 2%, buruh transportasi dan pergudangan
1,5%, dan tenaga kebersihan dan juru bantu rumah tangga, hotel dan kantor 1,5%.
"Alasan perusahaan mem-PHK dan merumahkan pekerja dengan jabatan tersebut secara umum
adalah karena efisiensi perusahaan, penurunan permintaan dan penurunan produksi," imbuhnya.
Adapun survei yang dilakukan oleh Barenbang ini mengikutsertakan sebanyak 1.105 perusahaan
dari 17 sektor ekonomi. Metode survei yang digunakan adalah pengambilan data secara daring
dan telepon serta metode sampling dengan probability MoE 3,01%. Ditambah basis data Wajib
Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP). Survei ini dilaksanakan sepanjang bulan Agustus
2020 lalu.
216