Page 213 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 213
UMK di kabupaten Sukoharjo kendati terbilang cukup tinggi yakni Rp1.986.450 namun jauh dari
harapan dan belum berpihak kepada buruh.
Ketua Serikat Pekerja Republik Indonesia (SPRI) Sukoharjo, Sukarno, mengakui, jika angka
tersebut jauh dari usulan serikat pekerja yang meminta meningkat sebesar 4 persen sesuai hasil
survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pada Januari dan Juli lalu.
"Jika, merujuk hasil survei KHL pasar tradisional untuk pertimbangan UMK Sukoharjo 2021 senilai
Rp2.538.237," ungkap Sukarno, kemarin.
Sebelumnya sesuai usulan SPRI Sukoharjo meminta UMK 2021 Sukoharjo ada kenaikan sekitar
4 persen mengingat UMP Jawa Tengah naik 3,27 persen.
“Kenaikan tersebut juga sekaligus memperhatikan nasib buruh ditengah pandemi virus corona.
Kendati demikian, kami memahami kondisi finansial perusahaan yang terpuruk akibat pandemi
Covid 19,” tukasnya.
Lebih lanjut SPRI Sukoharjo berharap kebijakan kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) Jawa
Tengah diikuti dengan kenaikan UMK di daerah termasuk di Sukoharjo.
“Pengusaha juga dapat membayarkan upah buruh sesuai dengan UMK yang telah ditetapkan,”
tutur Sukarno.
Sementara itu Ketua Apindo Sukoharjo, Yunus Arianto sebelumnya, mengatakan pandemi Covid-
19 memukul telak berbagai sektor industri Sukoharjo sehingga akan semakin terpukul jika UMK
2021 naik.
“Ya, untuk saat ini, setiap perusahaan kesulitan mencari pemasukan untuk menjalankan roda
bisnis. Kondisi ini makin berat lantaran pandemi Covid-19 belum jelas kapan akan berakhir,” ujar
Ari.
Dia juga menambahkan sebagian perusahaan bertahan sekuat tenaga agar tidak bangkrut.
Kondisi ini terjadi secara global tak hanya Sukoharjo. Kondisi finansial setiap perusahaan sangat
berat karena minimnya pemasukan.
“Jika upah naik kami khawatir justru menjadi beban berat perusahaan,” pungkasnya. (Edwi).
212