Page 5 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 5

KEMENAKER: SEKITAR 88% PERUSAHAAN TERDAMPAK PANDEMI COVID-19

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melalui surveinya mengungkapkan bahwa ada 88%
              perusahaan yang dalam enam bulan terakhir terdampak pandemi. Pada umumnya, perusahaan
              tersebut dalam keadaan merugi.

              "Kerugian  tersebut  umumnya  disebabkan  penjualan  menurun,  sehingga  produksi  harus
              dikurangi,"  kata  Kepala  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  Ketenagakerjaan  Bambang
              Satrio Lelono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11). Hasil survei tersebut pun menunjukkan
              bahwa penurunan permintaan, produksi, dan keuntungan umumnya terjadi pada perusahaan
              UMKM, yaitu di atas 90%. Sementara, perusahaan yang terdampak terbesar, yakni penyediaan
              akomodasi makan dan minum, real estate, dan konstruksi.

              Meski  begitu,  Bambang  menjelaskan  sebagian  besar  perusahaan  tetap  mempekerjakan
              pekerjanya. Menurutnya, hanya 17,8% perusahaan yang memberlakukan pemutusan hubungan
              kerja, 25,6% perusahaan yang merumahkan pekerjanya dan 10% yang melakukan keduanya.
              Bambang pun menjelaskan, tindakan perusahaan tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk
              efisiensi  di  tengah  pandemi  yang  terjadi.  Dia  melanjutkan,  keterampilan  teknologi  paling
              dibutuhkan  setelah  pandemi  berakhir,  keterampilan  tersebut  antara  lain  terkait  penguasaan
              teknologi  informasi  dan  komunikasi,  dan  penguasaan  teknologi  industri  untuk  diversifikasi
              produk.

              Implikasinya,  baik  bagi  pihak  pemerintah  dan  swasta  perlu  menyediakan  pendidikan  dan
              ketrampilan  yang  sarat  dengan  penguasaan  teknologi.  "Implikasi  setelah  masa  pandemi
              mengisyaratkan bahwa work from home/teleworking menjadi pilihan utama bagi perusahaan,
              sehingga menjadi lebih fleksibel meskipun efisiensi jumlah tenaga kerja dan pengurangan upah
              menjadi tidak bisa dihindarkan," jelas Bambang.

              Bambang  juga  menjelaskan  penggunaan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  mempermudah
              transisi tersebut di era pandemi. Untuk merespons situasi pandemi, sebagian perusahaan telah
              merasakan berbagai kebijakan pemerintah, khususnya insentif perpajakan sebanyak 19,8% dan
              jaminan sosial ketenagakerjaan dan sejenisnya sebanyak 18,5%.

              Namun,  Bambang  mengakui  masih  banyak  yang  belum  merasakan  bantuan  pemerintah  di
              tengah pandemi ini, atau sekitar 41,18%. Menurutnya, pemerintah perlu bergerak membantu
              perusahaan yang sebagian besar merasakan dampak pandemi tersebut.Rekomendasi.
              Rekomendasi Dari hasil survei ini, ada enam rekomendasi yang dihasilkan.

              Pertama,  pemerintah  perlu  mengidentifikasikan  perusahaan  yang  terdampak  lebih  detail  lagi
              agar mendapat akses yang lebih luas atas beragam program pemulihan ekonomi khususnya,
              insentif  perpajakan,  restrukturisasi  pinjaman  KUR  dan  non  KUR,  subsidi  gaji,  hingga  akses
              terhadap kartu pra kerja.

              Kedua,  pemerintah  perlu  memberikan  perhatian  yang  lebih  bagi  perusahaan  UMKM  yang
              terdampak  pandemi  meskipun  saat  ini  pemerintah  telah  memberikan  bantuan  dalam  bentuk
              subsidi bunga KUR, restrukturisasi pinjaman dan pengurangan pajak.


              Ketiga, pemerintah perlu memperluas informasi pasar tenaga kerja yang berorientasi pada jenis
              pekerjaan, dan perusahaan juga perlu didorong untuk menentukan spesifikasi keahlian yang
              dibutuhkan agar terinformasikan skills demand secara lebih luas.

              Keempat,  kebutuhan  pendidikan  dan  pelatihan  yang  dibutuhkan  setelah  pandemi  berkaitan
              dengan  teknologi,  baik  teknologi  informasi  maupun  teknologi  industri.  Seperti  terkait  digital
              marketing, digital working.Kelima, dibutuhkan kebijakan dan peraturan yang menjadi landasan
              flexible working arrangement yang menyangkut jabatan dan jenis pekerjaan tertentu.
                                                            4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10