Page 8 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 8

Untuk menghasilkan keputusan yang tepat, Kemnaker menganalisa dampak pandemi sebagai
              dasar penyusunan kebijakan agar sesuai dengan dinamika mutakhir di sektor ketenagakerjaan.
              Ihwal perubahan trend pasar tenaga kerja ini sebelumnya disampaikan oleh Forum Ekonomi
              Dunia (World Economic Forum/WEF). Pada Oktober lalu lembaga nirlaba berbasis di Swiss itu
              mengungkapkan sejumlah temuan terkait pasar tenaga kerja di masa mendatang.

              Menurut  WEF,  sistem  kerja  otomatisasi  akan  mematikan  sedikitnya  85  juta  pekerjaan  di  15
              industri dan 25 wilayah ekonomi di seluruh dunia, baik bisnis menengah ataupun besar pada
              2025. Jenis pekerjaan seperti operator data entry, akuntansi, dan administrasi akan menurun
              menyusul berkembangnya teknologi digitalisasi dan otomasi. WEF melaporkan, saat ini, 80%
              perusahaan global sedang mempercepat jadwal implementasi teknologi itu.

              Namun, meski akan menyingkirkan 85 Juta jenis pekerjaan, transformasi digital tersebut akan
              menciptakan 97 juta lapangan pekerjaan baru dibidang lain. Divisi yang akan banyak dibutuhkan
              ialah engineering, cloud computing, dan pengembangan produk. Pekerjaan yang membutuhkan
              diskusi, komunikasi, dan interaksi juga terbuka bagi manusia.

              Dalam  diskusi  yang  digelar  secara  virtual  tersebut,  Ida  Fauziyah  menegaskan  bahwa  kajian
              terkait ketenagakerjaan di masa pandemi memberikan informasi ihwal titik kritis masalah yang
              dirasakan perusahaan dan para pekerja. *
              Hasil kajian terkait dampak pandemi Covid-19 yang dirilis Barenbang Kemnaker menyebutkan,
              88%  perusahaan  di  Indonesia  terdampak  pandemi  Covid-19.  Dari  jumlah  tersebut  dampak
              terparah dirasakan oleh sektor akomodasi seperti perhotelan.

              Kepala  Barenbang  Bambang  Satrio  Lelono  mengatakan,  survei  dan  kajian  dampak  pandemi
              melibatkan 17 sektor ekonomi dengan jumlah responden (perusahaan) sebanyak 1.105, dimana
              72 responden dari berasal dari Pulau Jawa, adapun 28% dari luar Jawa.

              Dari  isi  dampak  yang  ditimbulkan,  Kemenaker  mencatat  20,3%  perusahaan  mengalami
              penurunan  produksi,  22,8%  mengalami  penurunan  keuntungan,  dan  22,8%  mengalami
              penurunan  permintaan.  Menurut  Bambang,  disampingsektor  akomodasi  seperti  perhotelan,
              industri  yang  terpengaruh  berikutnya  adalah  makanan  dan  minuman,  kemudian  realestat,
              konstruksi,  jasa  pendidikan,  jasa  perusahaan,  informasi  dan  komunikasi,  pertambangan  dan
              penggalian, industri pengolahan dan lainnya.

              O suparjo ramalan



























                                                            7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13