Page 256 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 256
Sri Bawon yang kini berusia 43 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Pihak
KBRI berkata majikannya bukan orang sembarangan, melainkan penyandang gelar terhormat,
tetapi kedutaan enggan mengungkap identitasnya.
"SB melarikan diri dari karena haknya sebagai PRT tidak dipenuhi oleh majikan selama bertahun-
tahun," ucap Hermono.
Hermono menyampaikan bahwa dalam kurun waktu satu tahun sejak menjabat sebagai dubes
di Kuala Lumpur, ia sering menjumpai kasus pelanggaran terhadap hak-hak PMI, khususnya
terhadap PRT.
Selain kasus gaji tidak dibayar bertahun-tahun, larangan berkomunikasi dan kekerasan fisik
adalah kasus yang paling banyak dialami oleh PMI di sektor rumah tangga. Selama 2021 saja,
KBRI Kuala Lumpur telah berhasil memperjuangkan gaji PMI sejumlah 1,3 juta ringgit dan Rp
64.000.000 atau sekitar Rp 4,75 miliar.
Dubes Hermono berkata siap untuk mengambil langkah tegas apabila perlindungan TKI masih
tidak terjamin di Malaysia. Izin pengiriman tenaga kerja pun terancam dikaji ulang.
"Kita meminta adanya jaminan perlindungan dan mekanisme penyelesaian kasus yang efektif
terhadap pelanggaran seperti ini. Tanpa adanya jaminan perlindungan yang memadai,
pengiriman PMI sektor domestik ke Malaysia, saya kira perlu dikaji ulang", ujar Hermono.
Terkait kasus Sri Bawon, piha KBRI Kuala Lumpur telah mencoba melakukan mediasi dengan
majikan, namun pihak majikan tidak kooperatif. Pihak majikan meminta kasus ini diselesaikan
melalui pejabat tenaga kerja. KBRI menolak opsi ini karena akan merugikan SB.
Sesuai UU Kadaluarsa Malaysia (Akta Had Masa 1953), pembayaran tuntutan ganti rugi tidak
boleh melebihi masa 6 tahun. Artinya kalau diselesaikan melalui Dinas Ketenagakerjaan Malaysia,
SB hanya akan mendapatkan hak gajinya maksimal 6 tahun masa kerja, sementara sisanya tidak
dapat dibayarkan. KBRI memilih penyelesaian melalui Peradilan Perdata dan telah menyewa
pengacara untuk memperjuangkan hak-hak SB..
255