Page 138 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 138

sebagaimana diutarakan Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Ma'ruf
              yang menilai RUU ini pro terhadap kepentingan UMKM.

              Berbicara  dalam  diskusi  virtual  'Solusi  Membangkitkan  Ekonomi  di  Tengah  Pandemi'  yang
              diselenggarakan Joglosemar Institute, siang tadi, pria yang juga Dosen Ilmu Ekonomi di Fakultas
              Ekonomi dan Bisnis UMY ini memaparkan banyak UMKM di DIY dan Jateng yang tidak mampu
              membayar upah di atas Upah Minimum Regional (UMR). Menurutnya, dengan RUU ini, UMKM
              akan bisa bertahan meski tidak bisa membayar upah di atas UMR.


              RUU CIPTA KERJA JADI SINAR TERANG PELAKU UMKM

              YOGYAKARTA    -  Banyak  para  pelaku    Usaha  Mikro,  Kecil  dan  Menengah  (UMKM)    sangat
              berharap  RUU Cipta Kerja  yang saat ini masih jadi prokontra di masyarakat untuk disahkan
              menjadi UU. Hal ini sebagaimana diutarakan Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
              (UMY) Ahmad Ma'ruf yang menilai RUU ini pro terhadap kepentingan UMKM.

              Berbicara  dalam  diskusi  virtual  'Solusi  Membangkitkan  Ekonomi  di  Tengah  Pandemi'  yang
              diselenggarakan Joglosemar Institute, siang tadi, pria yang juga Dosen Ilmu Ekonomi di Fakultas
              Ekonomi dan Bisnis UMY ini memaparkan banyak UMKM di DIY dan Jateng yang tidak mampu
              membayar upah di atas Upah Minimum Regional (UMR). Menurutnya, dengan RUU ini, UMKM
              akan bisa bertahan meski tidak bisa membayar upah di atas UMR.

              "UMKM  bisa  diizinkan  dan  dimaklumi  tapi  bukan  berarti  aji  mumpung  tidak,  ada  regulasi
              turunannya. Tapi paling tidak bahwa ketika UMKM ini terpaksa tidak bisa membayar gaji upah
              karyawannya  di  bawah  UMR  itu  statusnya  tidak  sebagai  penjahat  ekonomi  tapi  karena
              keterpaksaan. Nah hal-hal seperti ini bisa didiskusikan," papar Ma'ruf, Rabu (29/7).

              Dia juga mengatakan jika disahkan RUU Cipta Kerja bisa menstimulus dan membantu UMKM
              dalam menjalankan perekonomian masyarakat. "Kalau me-  review  dari RUU Cipta Kerja, saya
              melihat pro UMKM. Tampak sekali dari banyak pasal saya sudah petakan banyak pro UMKM.
              Saya yakin jika ini bisa terakselerasi dengan baik bisa menstimulus untuk kebangkitan ekonomi
              rakyat," tuturnya.

              Dia menambahkan, RUU Cipta Kerja relevan dengan ekonomi lokal masyarakat. Contohnya,
              dalam RUU ini pemerintah diharuskan melakukan penyedehanaan administrasi perizinan.

              "Selama ini UMKM itu momoknya adalah administrasi perizinan seperti pajak dan izin lingkungan.
              Pemerintah  terhadap  UMKM  itu  akan  menyedederhanakan.  Pajak  itu  bagian  dari  kebutuhan
              bersama. Ada pemangkasan administrasi  pajak  . UMKM misal pengusaha tahu kalau disuruh
              bikin  IPAL  berat  sekali  tidak  ekomomis.  Maka  pemerintah  di  RUU  Cipta  Kerja  itu  wajib
              memfasilitasi  penyediaan  instalasi  pengelolaan  limbah.  Bahkan  sampai  kalau  UKL,  UPL, dan
              AMDAL itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah. Ini kan sangat potensial. Sehingga UMKM
              jadi tidak kena high cost ekonomi. Karena ada efisiensi," terang dia.

              Pembicara lainnya, Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM)
              Prof.  Wihana  Kirana  Jaya  menilai  Omnibus  Law  RUU  Cipta  Kerja  merupakan  salah  satu
              paradigma baru dalam menghadapi kemungkinan krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19.

              "Harus diakui kita perlu mencari paradigma baru di masa pandemi ini. Pemikirannya tidak bisa
              seperti di masa normal, harus di masa krisis. Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang ada saat ini
              upaya  pemerintah  untuk  memulai  lebih  awal,  sebelum  kondisi  normal  kita  harus  menarik
              perhatian dan investasi-investasi baru," sambungnya..


                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143