Page 157 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 157

"Aksi ini merupakan reaksi terhadap sikap keras kepala dan tidak pedulinya DPR RI, khususnya
              Panja Baleg Pembahasan RUU Cipta Kerja dan Kemenko (Perekonomian) yang ngotot  omnibus
              law  tetap dibahas di saat pandemi corona. Padahal sudah ribuan  buruh  yang terpapar Covid-
              19 dan di antaranya meninggal dunia," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu.

              Menurut dia, aksi serupa ini akan dilakukan setiap pekan di depan Gedung Parlemen dan Kantor
              Kemenko  Perekonomoian  dengan  harapan  Panja  Baleg  menghentikan  pembahasan  omnibus
              law.
              Selain  aksi  tiap pekan, KSPI  juga  akan  melakukan  aksi di  20  provinsi  secara  bergelombang
              secara terus-menerus untuk menyuarakan isu yang sama. Tak hanya itu, puluhan ribu buruh
              akan melakukan aksi besar-besaran skala Nasional pada 14 Agustus 2020 di DPR RI bersamaan
              dengan pembukaan Sidang Paripurna.
              "Aksi 14 Agustus nanti juga akan dilakukan serempak di 20 provinsi dan 200 kabupaten/kota,
              dengan tuntutan tolak omnibus law dan stop PHK massal dampak Covid-19," katanya.

              Said Iqbal menyebutkan, permasalahan mendasar dari omnibus law klaster ketenagakerjaan
              yang merugikan buruh dan rakyat kecil adalah menghapus  upah  minimum, yaitu UMK dan
              UMSK serta memberlakukan upah per jam di bawah upah minimum.

              Kemudian  mengurangi  nilai  pesangon  dengan  menghilangkan  uang  penggantian  hak  dan
              mengurangi uang penghargaan masa kerja.

              Selain itu, penggunaan buruh  outsorcing  dan buruh kontrak seumur hidup untuk semua jenis
              pekerjaan, waktu kerja yang eksploitatif dan menghapus beberapa jenis hak cuti buruh serta
              menghapus hak upah saat cuti.

              KSPI  juga  menolak  mengenai  kemudahan  tenaga  kerja  asing  (TKA)  buruh  kasar  masuk  ke
              Indonesia tanpa izin tertulis menteri.







































                                                           156
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162