Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 22
"Angkanya Jakarta ternyata per minggu 4-10 Juni ini sudah 21 ribu per minggu, sudah melebihi
dua kali ekspektasi WHO. Kemudian, bertambah lagi 27 ribu dan dua pekan terakhir meningkat
sampai dengan 40 ribu pemeriksaan dalam satu minggu,'' terang Dewi. Dari hasil pemeriksaan
beberapa pekan, positivity rate cukup rendah, di bawah 5 persen.
Namun, dalam dua pekan terakhir, angka positivity rate mengalami peningkatan hingga di atas
5 persen. Kondisi itu sudah menjadi alarm bagi warga Jakarta agar lebih patuh dalam
menjalankan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, ada beberapa pembagian klaster di Jakarta untuk penambahan
kasus sejak 4 Juni 2020. Pertama, lokal transmisi dari permukiman, lalu disusul perkantoran,
fasilitas kesehatan, dan rumah ibadah.
"Yang banyak dipertanyakan itu masalah klaster perkantoran. Kalau lihat angkanya dulu, sampai
28 Juli 2020, ditemukan 90 klaster dengan total 459 kasus. Angka itu bertambahnya hampir 10
kali lipat sejak sebelum masa PSBB. Sebelum masa PSBB, hanya 43 (orang), tapi setelah masa
PSBB transisi meningkat jadi 459 (orang). Kurang lebih bertambah 416 sekitar 9 kali lebih
tinggi," jelasnya. Kondisi itulah yang menjadi peringatan bahwa protokol kesehatan harus
dipatuhi di mana pun.
Dewi mengakui, ada beberapa kemungkinan terjadinya kasus di perkantoran. Yakni,
kemungkinan tertular di perkantoran atau di luar. "Ada yang positif entah di rumahnya, ketika
di perjalanan, naik kendaraan umum. Itu kenapa kami harus waspada, terutama yang
menggunakan transportasi umum bersama seperti KRL dan MRT," tambahnya. Intinya, ketika
mulai beraktivitas, risikonya pasti akan semakin tinggi. Karena itu, saat sudah beraktivitas,
warga juga harus lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti juga tidak menampik bahwa berbagai
klaster perkantoran bermunculan. Hal itu didapatkan dari hasil surveilans berbasis laboratorium.
Setelah mendapatkan laporan, pihaknya akan melakukan investigasi terhadap perkantoran.
Namun, dia tidak memastikan klaster perkantoran itu merupakan yang terpapar di kantor.
Sebab, ada penularan yang terjadi di luar gedung dan permukiman karyawan.
"Jadi, protokol itu melekat pada satu individu. Saat mereka berperilaku sosial di luar kantor juga
termasuk. Misalnya, saat istirahat makan. Saat itu pasti buka masker dan berhadap-hadapan,
itu berisiko. Makanya, protokol kesehatan harus ditingkatkan saat berperilaku sosial," katanya,
(rya/col/ilo)
Caption :
KURSI DEWAN: Anggota pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di ruang
sidang DPRD DKI, Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, kemarin (29/7).
JAM ISTIRAHAT: Karyawan perkantoran melintasi jembatan penyeberangan di kawasan
Sudirman, Jaksel, kemarin (29/7). Perkantoran menjadi klaster baru yang menjadi perhatian
pemerintah dalam penanganan pandemi korona.
21