Page 24 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2021
P. 24

PPKM HARUS EFEKTIF UNTUK CEGAH KENAIKAN KEMISKINAN

              Pemberlakuan  pembatasan  kegiatan  masyarakat  diperkirakan  akan  menaikkan  tingkat
              pengangguran terbuka (TPT) menjadi sekitar 7,15% hingga 7,35% pada Agustus 2021. Selain
              itu, tingkat kemiskinan juga diproyeksikan melonjak menjadi 10,25% hingga 10,45% persen
              pada September 2021.

              "Padahal, pada Maret 2021 lalu, tingkat kemiskinan sempat turun menjadi 10,14% dari 10,19%
              pada September 2020," ujar pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE)
              Indonesia,  Akhmad  Akbar  Susamto  dalam  diskusi  virtual  CORE  Mid-Year  Review  di  Jakarta,
              Selasa (27/7/2021).

              Oleh  karena  itu,  Akbar  menyampaikan  pentingnya  efektivitas  PPKM  dalam  menekan  laju
              penyebaran Co-vid-19. Pemerintah bisa segera melakukan pelonggaran dan pelaku usaha dapat
              menyerap lebih banyak tenaga kerja. Efektivitas PPKM akan mencegah angka kenaikan tingkat
              pengangguran terbuka (TPT) dan kemiskinan.


              "Kita  harus  serius  menangani  pandemi  Covid-19  ini.  Setelah  itu,  baru  bicara  bagaimana
              mengantisipasi dampaknya. Kalau bisa PPKM dilakukan secara benar-benar ketat tetapi sebentar
              saja. Daripada banyak kelonggaran tetapi harus lama," kata Akbar.

              Menurut dia, semakin lama PPKM dijalankan, dampak yang ditimbulkan akan semakin berat.
              Salah satunya berdampak pada TPT dan kemiskinan yang semakin meningkat. Untuk itu, selain
              ketegasan pemerintah, masyarakat juga harus menaati protokol kesehatan.


              Akbar  menuturkan,  apabila  PPKM  bisa  dilaksanakan  dengan  efektif,  maka  bisa  menurunkan
              angka kasus positif Covid-19. Hal ini akan berdampak pada pelonggaran kegiatan masyarakat
              sehingga berjalan ke arah normal. "Pelaku usaha juga tidak sampai memotong jam operasional
              atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)," ujarnya.

              Berbeda apabila PPKM dilaksanakan dengan setengah hati. "Selain biaya yang harus dikeluarkan
              semakin banyak, kerugian yang dirasakan masyarakat juga semakin besar," katanya.


              Di sisi lain, Akbar berharap program subsidi upah juga berjalan efektif agar pengusaha tidak
              sampai melakukan PHK. Pemerintah, kata dia, juga perlu memberikan bantuan untuk tenaga
              kerja informal yang berpotensi meningkat karena PPKM.


              Sebelumnya,  epidemiolog  Universitas  Indonesia  (UI),  Pandu  Riono  menilai,  pengetatan  dan
              kelonggaran PPKM tidak dilandasi oleh kriteria yang berbasis sains. Oleh karena itu, apabila data
              tak akurat, PPKM tidak akan pernah berakhir, hanya berganti level saja.


              Rentan

              Sementara,  Badan  Kebijakan  Fiskal  (BKF)  Kementerian  Keuangan  (Kemenkeu)  menyatakan,
              tingkat  vaksinasi  Covid-19  yang  relatif  rendah  di  negara  berkembang,  termasuk  Indonesia,
              berpotensi  memberikan  risiko  kerentanan  terhadap  kesinambungan  pemulihan  ekonomi  ke
              depan.







                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29