Page 63 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 NOVEMBER 2020
P. 63

Ringkasan

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Pengawasan  Ketenagakerjaan  dan  Keselamatan  dan  Kesehatan
              Kerja  Kementerian  Ketenagakerjaan  Haiyani  Rumondang  mengatakan  milenial  lebih
              menginginkan pasar tenaga kerja yang fleksibel.

              Berdasarkan  data  BPS  pada  Agustus  2019,  pekerja  tidak  penuh  dan  pengangguran  terbuka
              tersebut,  sebanyak  56  persen  berusia  15  hingga  24  tahun.  Sementara  pekerja  tidak  penuh,
              sebanyak 26 persen dari seluruh pekerja setengah mengganggu dan kelompok umur 55 tahun
              ke atas mengisi 29 persen pekerja paruh waktu.



              DIRJEN SEBUT MILENIAL LEBIH INGINKAN PASAR TENAGA KERJA YANG
              FLEKSIBEL

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Pengawasan  Ketenagakerjaan  dan  Keselamatan  dan  Kesehatan
              Kerja  Kementerian  Ketenagakerjaan  Haiyani  Rumondang  mengatakan  milenial  lebih
              menginginkan pasar tenaga kerja yang fleksibel.

              "Milenial dan kelompok kerja baru merupakan kelompok yang dominan dalam pengangguran
              terbuka dan pekerja setengah menganggur, justru lebih menginginkan pasar tenaga kerja yang
              lebih  fleksibel,"  ujar  Haiyani  dalam  Sosialisasi  UU  Cipta  Kerja  yang  diselenggarakan  Forum
              Human Capital Indonesia (FHCI) di Jakarta, Kamis.

              Berdasarkan  data  BPS  pada  Agustus  2019,  pekerja  tidak  penuh  dan  pengangguran  terbuka
              tersebut,  sebanyak  56  persen  berusia  15  hingga  24  tahun.  Sementara  pekerja  tidak  penuh,
              sebanyak 26 persen dari seluruh pekerja setengah mengganggu dan kelompok umur 55 tahun
              ke atas mengisi 29 persen pekerja paruh waktu.

              Jumlah  pengangguran  terbuka  tersebut  9,77  juta.  Sementara  bekerja  tidak  penuh  atau
              sementara tidak penuh sebanyak 82,02 juta.

              "Pengangguran terbuka di Indonesia, mayoritas adalah pekerja yang masuk ke pasar tenaga
              kerja  dan  juga  pekerja  dengan  pendidikan  tertinggi  SMA.  Mayoritas  pekerja  setengah
              menganggur  merupakan  pekerja  yang  masih  di  periode  awal  umur  bekerja  dan  berbekal
              keterampilan  yang  lebih  rendah  atau  SD,"  jelasnya  dalam  diskusi  yang  dimoderatori  oleh
              Koordinator Bidang Komunikasi Publik FHCI Nina Kurnia Dewi itu.

              Dia menjelaskan UU Cipta Kerja tersebut diperlukan untuk penciptaan dan perluasan lapangan
              kerja untuk menampung pekerja baru, serta mendorong pengembangan koperasi dan UMKM.
              Selain itu, untuk mendorong investasi yang berkualitas dan simplikasi dan harmonisasi regulasi
              serta perizinan.

              "Dinamika  perubahan  ekonomi  global,  memerlukan  respon  cepat  dan  tepat.  Tanpa  adanya
              reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi akan melambat." Dengan adanya UU tersebut, maka
              diharapkan dapat memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki saat ini dan dapat keluar dari
              negara  berpenghasilan  menengah.  Dengan  target  peningkatan  investasi  sebesar  6,6  persen
              hingga  7  persen  diharapkan  dapat  mendorong  pertumbuhan  ekonomi  mencapai  5,7  persen
              hingga 6 persen.

                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68