Page 146 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 146

SEBAIKNYA THR TIDAK DIHABISKAN SAAT LEBARAN

              batampos.id - Ada baiknya jika tunjangan hari raya (THR) digunakan dengan bijak. Dalam arti,
              harus ada pembagian yang tepat sesuai kebutuhan.

              Perencana  Keuangan  Mike  Rini  Sutikno  mengatakan  THR  lebih  baik  tidak  dihabiskan  untuk
              keperluan hari raya saja. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, THR harus disimpan dengan baik
              untuk kebutuhan lain atau setelah hari raya.

              "Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan
              semua  pada  saat  hari  raya,"  ucap  Rini  pada  acara  Webinar  dengan  tema  'Cerdas  Kelola
              Tunjangan Hari Raya' yang diselenggarakan oleh Kominfo dan Komite Penanganan Covid-19 dan
              Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

              Menurut  Mike,  pengelolaan  THR  bisa  dibagi  ke  dalam  beberapa  pos  pengeluaran.  Pertama,
              ungkap Mike, harus ditempat untuk pos pengeluaran priorotas. Tapi bukan untuk kebutuhan
              sehari-hari. Melainkan untuk ditabung sebagai dana darurat, pelunasan hutang, serta investasi
              untuk masa depan.

              "Dana darurat sangat penting karena masa epidemi ini situasi yang tidak pasti. Proporsi untuk
              pos prioritas ini adalah 10-30 persen dari THR yang didapat," paparnya.

              Lalu, pos pengeluaran selanjutnya adalah zakat, infak, dan sedekah dengan proporsi 10 persen
              dari THR. Kemudian, pengeluaran untuk sajian khas hari raya sebesar 5-15 persen dari THR.
              Pengeluaran untuk busana dan perlengkapan ibadah juga dialokasikan sebesar 5-15 persen dari
              THR yang di dapat.

              Dia menambahkan dana THR dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti liburan, halal
              bihalal,  renovasi  rumah.  "Keperluan  seperti  ini  dialokasikan  hanya  sekitar  10-15  persen,"
              tutupnya.

              Dalam  kesempatan  yang  sama,  Direktur  Pengupahan  Ditjen  PHI  JSK  Kemnaker  Dinar  Titus
              Jogaswitani mengatakan, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha pada pekerja menjelang hari
              raya meski di tengah pandemi Covid-19. Baik perusahaan lama maupun baru.

              Sedangkan, bagi perusahaan yang terkena dampak pandemi dan tidak mampu membayar THR
              sesuai dengan waktu yang ditentukan, perusahan tersebut tetap wajib membayar THR. Maka
              perlu adanya dialog antara pengusaha dan pekerja untuk kesepakatan tertulis.
              "THR dapat memulihkan ekonomi nasional dari dampak pademi Covid-19," tuturnya.

              Sementara itu, Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK mengatakan, perusahaan atau pengusaha
              yang terlambat membayar THR dikenakan denda 5 persen dari jumlah THR yang dibayarkan
              kepada  para  pekerjanya.  Denda  tersebut  dikelola  dan  dipergunakan  untuk  kesejahteraan
              pekerja.

              "Sedangkan Perusahaan yang tidak membayar THR maka ada sanksi yang akan diberlakukan,
              pembatasan kegiatan usaha, penghentian sementara bagi sebagian atau seluruh alat produksi,
              hingga pembekuan kegiatan usaha," tutupnya.

              Pada kesempatan yang sama, Direktur Komunikasi Korporat, Danone Indonesia Arif Mujahidin
              mengatakan THR merupakan salah satu bentuk dukungan kepada karyawan. "Ketika karyawan
              bahagia, maka produktivitas pun ikut meningkan," ucapnya.

              ( Editor: Suprizal Tanjung.


                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151