Page 302 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 302

Tentunya perhitungan ekonominya sudah dilakukan, sehingga aturan ini bisa diterbitkan.

              "Kita  di  Apindo  berharap  pelaku  usaha  bisa  membayar  penuh  THR  pekerja.  Tentunya  demi
              kesejahteraan bersama," pungkasnya.

              Ketua  Kadin  Kaltim  Dayang  Donna  Faroek  menambahkan,  kondisi  bisnis  di  tengah  pandemi
              Covid-19 ini masih beragam. Ada yang sudah pulih, tapi ada juga yang di tahap bangkit. Perlu
              ada  penyesuaian  dalam  pembayaran  THR.  Bagi  perusahaan  yang  sudah  pulih,  THR  bisa
              dibayarkan sesuai ketentuan tersebut. Namun, yang belum pulih bisa membicarakan dengan
              pekerja masing-masing terkait kondisi.

              "Pelaku  usaha  yang  mampu  harus  membayar  penuh,  diusahakan  demikian,"  ujarnya.
              Menurutnya, ada sektor-sektor tertentu yang saat ini mengalami perbaikan. Tapi semua kembali
              kepada kemampuan masing-masing pelaku usaha. Namun, aturan tersebut dikeluarkan pasti
              melihat data-data perkembangan kondisi ekonomi terkini.

              "Pasti aturan tersebut melihat sektor bisnis yang kebanyakan sudah membaik, sehingga bisa
              membayarkan THR secara penuh, tanpa dicicil. Kita tentunya mau pekerja dan pelaku usaha
              menemukan jalan keluar bersama, agar tidak merasa dirugikan satu pihak," pungkasnya.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerbitkan Surat Edaran (SE)
              Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan
              Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Pembayaran  THR  Keagamaan  diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  telah  mempunyai  masa
              kerja  satu  bulan  secara  terus  menerus  atau  lebih.  THR  Keagamaan  juga  diberikan  kepada
              pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha  berdasarkan  perjanjian
              kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

              Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, THR
              diberikan dengan ketentuan sebesar satu bulan upah. Sementara bagi pekerja/buruh yang telah
              mempunyai  masa  kerja  satu  bulan  secara  terus-menerus,  tetapi  kurang  dari  12  bulan,  THR
              diberikan secara proporsional sesuai perhitungan masa kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali
              satu bulan upah. (aji/ndu/kl5)

































                                                           301
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307