Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 47
Menurut Perencana Keuangan Mike Rini Sutikno, THR bukan untuk dihabiskan saat hari raya,
tetapi dapat digunakan untuk biaya pengeluaran pasca hari raya. Agar tidak cepat habis, maka
perlu mengelola uang THR secara bijak.
"Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, karena THR bukan rezeki yang datang untuk
dihabiskan semua saat hari raya," ungkapnya pada Webinar "Cerdas Kelola Tunjangan Hari
Raya" yang diadakan Kominfo beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan bahwa kita perlu merencanakan prioritas ketika mengelola THR. Bukan hanya
untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan bisa ditabung untuk dana darurat, melunasi hutang, dan
investasi di masa depan.
"Dana darurat sangat penting, karena di masa pandemi ini situasi tidak pasti. Proporsi untuk
dana darurat ini adalah 10-30 persen dari THR yang di dapat," ungkapnya.
Menurutnya, THR juga bisa digunakan untuk keperluan lainnya, seperti liburan, halal bihalal, dan
renovasi rumah. "Keperluan seperti ini dialokasikan hanya sekitar 10-15 persen," katanya lagi.
Senada dengan itu, Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK Kemnaker Dinar Titus Jogaswitani
mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada
pekerja saat menjelang hari raya, sekurang-kurangnya dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya.
Hal ini berlaku baik untuk perusahaan lama ataupun perusahaan baru.
Dinar mengatakan, bagi perusahaan yang terkena dampak pandemi dan tidak mampu membayar
THR sesuai waktu yang ditentukan, maka perusahaan tersebut tetap wajib membayar. Dan bagi
perusahaan yang tidak mampu bayar, perlu adanya dialog antar pengusaha dan pekerja untuk
kesepakatan tertulis.
"Perjanjian tertulis yang berisi kesepakatan harus dilaporkan perusahaan kepada Dinas Tenaga
Kerja, paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan," pungkasnya.
46