Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 142

Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (PP FSP TSK SPSI) Provinsi Jawa Barat yang juga Presidium Aliansi Gerakan
              Kesejahteraan  Nasional  (Gekanas),  Roy  Jinto,  mengatakan,  aksi  tersebut,  sebagai  bentuk
              penolakan menyusul akan disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta
              Kerja Klaster Ketenagakerjaan yang merupakan hasil pembahasan antara Panitia Kerja (Panja)
              dan pemerintah pada Kamis (8/10/2020) mendatang.



              MULAI HARI INI BURUH RENCANANYA AKAN MOGOK NASIONAL DAN GELAR AKSI
              UNJUK RASA

              TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG  - Puluhan ribu  buruh  dari sejumlah serikat kerja di berbagai
              daerah, termasuk Jawa Barat akan melakukan  aksi unjuk rasa  dan  mogok nasional  mulai
              tanggal 5-8 Oktober mendatang.

              Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (PP FSP TSK SPSI) Provinsi Jawa Barat yang juga Presidium Aliansi Gerakan
              Kesejahteraan  Nasional  (Gekanas),  Roy  Jinto,  mengatakan,  aksi  tersebut,  sebagai  bentuk
              penolakan menyusul akan disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta
              Kerja Klaster Ketenagakerjaan yang merupakan hasil pembahasan antara Panitia Kerja (Panja)
              dan pemerintah pada Kamis (8/10/2020) mendatang.

              Hasil  kesepakatan  panja  dan  pemerintah  terkait  Klaster  Ketenagakerjaan  sangat  merugikan
              buruh  . Hasil pembahasanya dinilai merugikan dan mengorbankan hak-hak para pekerja/buruh.

              "Kami  (buruh)  sangat  dirugikan  dengan  disepakatinya  penghapusan  syarat  jenis  pekerjaan,
              batasan waktu PWKT/kontrak, outsourcing atau alih daya berdasarkan kesepakatan pembahasan
              antara  panja  dan  pemerintah  terkait  klaster  tenaga  kerja,"  ujarnya  saat  dihubungi  melalui
              telepon, Minggu (4/9/2020)  Kekecewaan para  buruh  lainnya, kata Roy, terkait dikuranginya
              nilai  pesangon,  dihapuskannya  upah  minimum  sektor,  cuti-cuti  yang  menjadi  hak    buruh    ,
              dipermudahnya perusahaan melakukan PHK, dll.

              "Ini  membuktikan  bahwa  DPR  bukan  lagi  representasi  rakyat,  tidak  mendengarkan  aspirasi
              buruh  . DPR telah mengkhianati  buruh  ," ucapnya.
              Oleh karena itu, menurut dia, berdasarkan hasil rapat Pimpinan Serikat Pekerja dan Serikat Buruh
              tergabung  dalam  Aliansi  Gekanas  yang  terdiri  atas  dua  konfederasi  dan  32  Federasi  Serikat
              Pekerja tingkat Nasional pada 27 September 2020 lalu, para  buruh  menyatakan dengan tegas
              menolak seluruh hasil pembahasan Panja dan pemerintah mengenai Omnibus Law RUU Cipta
              Kerja khususnya klaster Ketenagakerjaan.

              "Kami akan melakukan perlawanan secara konstitusional, dengan melakukan  aksi unjuk rasa
              dan  mogok nasional  ," ujar Roy.
              Sebagai bentuk kekecewaan, pada Senin (5/10/2020), perwakilan pekerja/buruh DKI Jakarta,
              Bekasi Raya, Jawa Barat, dan Banten akan mulai menggelar  aksi unjuk rasa  yang di fokuskan
              di depan Gedung DPR RI, Kementerian Koordinator Perekonkmian, dan Kementerian Tenaga
              Kerja.
              "Untuk  agenda  besok  (5/10/2020),  kami  (Aliansi  Gekanas)  telah  mempersiapkan  para
              pekerja/buruh dari Bekasi Raya yang terdiri dari Bekasi, Bogor, Depok, dan Karawang yang siap
              berangkat. Sedangkan untuk DKI, Jabar, dan Banten sendiri massa yang akan datang ke DPR RI
              sekitar 10 ribu hingga 15 ribuan," ujar Roy.




                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147